kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab produksi minyak Rusia turun untuk pertama kalinya sejak 2008


Minggu, 03 Januari 2021 / 12:00 WIB
Ini penyebab produksi minyak Rusia turun untuk pertama kalinya sejak 2008

Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. Produksi minyak mentah Rusia pada tahun 2020 turun untuk kali pertama sejak 2008 silam. Selain itu, ini menjadi rekor level terendah bagi produksi minyak Negeri Beruang Merah itu sejak 2011. 

Hasil ini didapat menyusul kesepakatan global untuk memangkas produksi dan lesunya permintaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Sabtu (2/1), berdasarkan data Kementerian Energi Rusia yang dikutip kantor berita Interfax, produksi kondensat minyak dan gas Rusia pada tahun 2020 lalu turun menjadi 10,27 juta barel per hari (bph) tahun lalu.

Dalam ton, keluaran kondensat minyak dan gas turun menjadi 512,68 juta pada tahun 2020 dari rekor tertinggi pasca-Soviet sebesar 560,2 juta, atau 11,25 juta bpd, pada tahun 2019. Penurunan tajam tersebut hampir sesuai dengan ekspektasi.

Baca Juga: Harga CPO sentuh level tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir, ini kata pengamat

Asal tahu saja, realiasi 512,68 juta ton untuk tahun 2020 adalah yang terendah sejak tahun 2011, yang kala ini mencapai 511,43 juta ton. Ini juga menjadi penurunan tahunan pertama sejak 2008, di tengah krisis keuangan global dan jatuhnya harga minyak.

Seperti diketahui, pada bulan April 2020, Rusia setuju untuk mengurangi produksi minyaknya lebih dari 2 juta barel per hari. Pemotongan sukarela yang belum pernah terjadi sebelumnya, bersama dengan produsen minyak terkemuka lainnya dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Langkah tersebut dirancang untuk meningkatkan pasar minyak yang dilanda dampak pandemi Covid-19.

Sejak perjanjian April, rekor pengurangan pasokan global, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ telah secara progresif mengurangi pemotongan dan diperkirakan akan melepas 500.000 barel per hari ekstra ke pasar pada Januari.

OPEC+ akan mengadakan pertemuan puncak berikutnya pada hari Senin (4/1). Rusia diperkirakan akan meningkatkan produksi minyaknya sebesar 125.000 barel per hari mulai tahun baru lalu. 

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, yang bertanggung jawab atas hubungan Moskow dengan OPEC+, mengatakan, Rusia akan mendukung peningkatan bertahap dari produksi grup sebesar 500.000 barel per hari mulai Februari.

Baca Juga: Harga minyak turun 20% pada 2020, terbebani lockdown pandemi Covid-19

Darya Kozlova, seorang analis di VYGON Consulting, sebuah lembaga yang menjadi penasehat bagi pemerintah Rusia, mengatakan, pasar sekarang dalam kondisi yang lebih baik daripada di bulan Maret atau April, ketika permintaan minyak turun tajam pada puncak gelombang pertama pandemi.

"Ada defisit sekitar 3 juta barel per hari di pasar karena aksi OPEC+," kata dia. 

"Vaksinasi (terhadap COVID-19) telah dimulai di banyak negara. Jadi kami mungkin akan melihat peningkatan taktis sebesar 500.000 bpd lagi (disepakati) pada Januari. Tindakan lebih lanjut akan tergantung pada situasi pasar," pungkas Kozlova.

Selanjutnya: Bitcoin reli di atas US$ 30.000 untuk pertama kalinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×