Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Selain itu, ada masa karantina bagi orang Indonesia yang pergi ke China hingga 21 hari sebelum bebas keluar di China yang mengakibatkan beban biaya yang berat untuk para pengusaha.
Kedua, peraturan yang diterapkan mendadak membuat pengusaha yang sudah melakukan order barang dari luar negeri tidak bisa mengimpor karena semua lembaga sertifikasi tidak bisa menerima pengajuan permohonan SNI sebagai syarat izin import untuk produk mainan.
Sutjiadi menjelaskan lembaga sertifikasi belum mempersiapkan para pengambil contoh untuk memenuhi syarat pengajuan visa khususnya untuk ke negara Tiongkok.
Sutjiadi memaparkan pemberlakuan mendadak aturan ini juga merugikan para UKM mainan karena mereka akan kehilangan suplai 60% dari stock toko yang biasa di suplai oleh para importir. Tentu jika terjadi, akan mengancam keberlangsungan usaha untuk menyediakan produk yang disukai pasar dan berakibat menurunkan tingkat penjualan toko.
Tak hanya ke UKM mainan saja, Sutjiadi bilang masalah ini juga mengancam toko-toko mainan yang berada di modern market yang banyak menjual produk ber-merek. Toko modern market hampir 80% dari produk impor karena mengikuti kebijakan principal merk tersebut. "Ini bisa mengancam toko mainan di modern store atau shopping center karena akan kekosongan barang dalam jangka panjang," kata Sutjiadi.
Sutjiadi tidak menampik bahwa kebijakan tersebut dilaksanakan untuk menumbuhkan industri lokal. Namun, menurutnya industri mainan berbeda dengan industri lainnya. Saat ini industri mainan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar sepenuhnya yang selama ini ditopang dari impor sekitar 60%. Adapun industri lokal juga masih bergantung pada beberapa komponen impor.
Sutjiadi memberikan gambaran kasar perihal kerugian jika terjadi penghentian impor mainan. "Kalau bicara kerugian ya cukup lumayan, kalau satu kontainer nilainya Rp 700 juta, sebulan bisa importir hingga 150 kontainer saja bisa dihitung berapa kerugiannya," jelasnya.
Sutjiadi mengatakan, kebijakan yang sebelumnya dilaksanakan sudah tepat yakni memperbolehkan impor mainan dan tenaga pengambil sampel barang untuk SNI boleh memakai tenaga pihak luar negeri sebagai mitra dari LSPro. Hal ini dapat menghemat biaya pengurusan SNI.
"Kami saat ini bisnis tidak terlalu berpikir mencari keuntungan besar tapi sudah dapat menjalankan roda perekonomian dan dapat menghidupi karyawan dan keluarganya saja sudah bagus. Janganlah kita dimatikan lagi," tegasnya.
Selanjutnya: SNI mainan impor ancam keberlangsungan UKM mainan di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News