Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Ia menilai, anak-anak perusahaan yang akan menjadi bagian dari Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel cukup prospektif untuk berkembang secara mandiri. Pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dipertimbangkan sebagai sarana alternatif pendanaan untuk ekspansi usaha subholding tersebut.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, pembentukan subholding yang disertai oleh IPO akan meningkatkan level kemandirian anak-anak usaha KRAS. Subholding ini juga dituntut untuk terus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik tatkala menjadi perusahaan publik.
Dukungan Kementerian BUMN dalam pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel dinilai wajar bila berkaca pada nama besar KRAS dalam industri baja nasional. “Pemerintah pasti mendukung, karena ini bisa menjadi bentuk komitmen untuk memperkenalkan Krakatau Steel sebagai spesialis baja kepada investor global,” ungkap Nafan, hari ini.
Kendati begitu, KRAS selaku induk usaha harus bisa memastikan kinerja bisnisnya stabil. Apalagi, KRAS masih dalam posisi mengalami kerugian bersih. Anak-anak perusahaan yang akan tergabung dalam Subholding Sarana Infrastruktur juga mesti memiliki kondisi keuangan yang sehat. Sebab, hal-hal seperti itu bisa mempengaruhi kepercayaan investor di masa mendatang.
“KRAS perlu melanjutkan terus strategi efisiensinya sembari terus berimprovisasi dalam hal teknologi di industri baja supaya lebih kompetitif,” imbuh Nafan.
Asal tahu saja, hingga kuartal III-2020, KRAS mengalami penurunan pendapatan neto sebesar 11,42% (yoy) menjadi US$ 0,93 miliar. Di sisi lain, rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KRAS menyusut 87,08% (yoy) menjadi US$ 27,39 miliar.
Selanjutnya: Krakatau Steel (KRAS) bakal bentuk subholding sarana infrastruktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News