Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Data Kementerian ESDM mencatat, program biodiesel telah menghemat devisa hingga US$ 40,71 miliar sejak pertama kali diterapkan. Nilai penghematan tersebut diproyeksikan meningkat seiring bertambahnya bauran energi nabati dalam B50.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan berbagai langkah untuk memastikan kesiapan operasional dalam mendukung target tersebut.
“Kami berkomitmen mendukung penuh kebijakan kemandirian energi nasional,” kata Baron.
Tantangan Teknis dan Faktor Ekonomi Masih Jadi PR
Menurut Pri Agung Rakhmanto, Founder & Advisor ReforMiner Institute, target pemerintah tersebut dinilai progresif namun realistis. Dengan tambahan produksi dari B50 dan beroperasinya kilang RDMP Balikpapan, target stop impor solar pada 2026 dinilai bisa tercapai.
“Jika potensi tambahan produksi biodiesel mencapai sekitar 5 juta KL per tahun dan kilang RDMP beroperasi sesuai jadwal, maka target 2026 realistis,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa faktor keekonomian dan teknis perlu menjadi perhatian. Fluktuasi harga minyak mentah dan CPO (crude palm oil) bisa memengaruhi keekonomian produksi biodiesel. Selain itu, kompatibilitas B50 terhadap kendaraan pengguna juga harus dipastikan terlebih dahulu.
Tonton: Segini Harga Normal Pertalite, Solar dan LPG 3 Kg Jika Tak Disubsidi, Sudah Tahu?
Dari sisi bahan baku, Pri Agung menilai penting menjaga keseimbangan antara kebutuhan biodiesel dan penggunaan minyak sawit untuk sektor lain seperti industri makanan.
Kesiapan Teknis Jadi Ujian Penting
Praktisi migas Hadi Ismoyo menilai kebijakan stop impor solar akan memberikan dampak positif pada devisa negara. Dengan tambahan pasokan dari RDMP Balikpapan dan B50, volume impor sekitar 4,9 juta KL dapat sepenuhnya dipenuhi dari produksi domestik.
“Pertamina punya pengalaman panjang sejak 2010 dalam produksi biodiesel. Tapi dengan waktu persiapan yang relatif singkat, start up program B50 mungkin baru optimal pada kuartal III atau IV 2026,” ujarnya.
Kesimpulan:
Target pemerintah untuk menghentikan impor solar pada 2026 menunjukkan komitmen kuat menuju kemandirian energi nasional. Kombinasi antara peningkatan kapasitas kilang RDMP Balikpapan dan percepatan program biodiesel B50 berpotensi menekan impor hingga nol. Namun, tantangan teknis, keekonomian, dan kesiapan infrastruktur tetap menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi kebijakan ini.
Sumber Data Referensi:
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
- PT Pertamina (Persero)
- ReforMiner Institute
Selanjutnya: Buruh Minta UMP 2026 Cerminkan Kebutuhan Hidup Layak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













