kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Ini Dua Langkah Pemerintah untuk Hentikan Impor Solar pada 2026


Jumat, 07 November 2025 / 03:48 WIB
Ini Dua Langkah Pemerintah untuk Hentikan Impor Solar pada 2026
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah menargetkan Indonesia berhenti impor solar pada 2026 melalui dua strategi utama.

Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pemerintah menargetkan Indonesia berhenti impor solar pada 2026 melalui dua strategi utama: beroperasinya proyek RDMP Balikpapan dan percepatan penerapan program biodiesel B50.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia tak lagi mengimpor bahan bakar jenis solar mulai 2026. Target ambisius ini akan ditempuh lewat dua strategi utama: beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan percepatan implementasi program biodiesel B50 atau campuran 50% bahan nabati.

RDMP Balikpapan Jadi Tulang Punggung Pasokan Solar Nasional

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa proyek RDMP Balikpapan di Kalimantan Timur dijadwalkan mulai beroperasi pada 10 November 2025.

Dengan tambahan kapasitas dari kilang tersebut, pasokan solar domestik diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nasional yang mencapai 34–35 juta kiloliter (KL) per tahun. Saat ini, sekitar 4,9 juta KL solar masih dipenuhi dari impor.

“Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan, ketergantungan terhadap solar impor dapat dikurangi secara signifikan,” ujar Bahlil.

Baca Juga: Buruh Minta UMP 2026 Cerminkan Kebutuhan Hidup Layak

Percepatan Program Biodiesel B50

Selain mengandalkan peningkatan kapasitas kilang, pemerintah juga menyiapkan strategi percepatan program biodiesel B50. Presiden Prabowo disebut meminta agar penerapan B50 dipercepat dari rencana semula, menggantikan uji coba B40 yang sedang berjalan. Program B50 ditargetkan mulai dijalankan pada semester II-2026.

Untuk mengimplementasikan B50, dibutuhkan sekitar 19 hingga 20,1 juta KL biodiesel per tahun, meningkat dari kebutuhan B40 yang sekitar 15,6 juta KL.

Wakil Menteri ESDM Yulit Tanjung menegaskan, peningkatan kapasitas kilang dalam negeri dan penerapan B50 akan menjadi kunci utama pengurangan impor solar.

“Implementasi B50 dapat menambah penggunaan FAME sekitar 3,8 juta KL. Dari dua upaya ini, impor bisa dikurangi signifikan,” ujar Yulit kepada Kontan, Kamis (6/11/2025).

Baca Juga: Pelunasan Biaya Haji Reguler Tahap 1 19 Nov 2025, Cek Biaya Haji 2026 Makin Murah



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×