kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ini dia lima kebijakan untuk dorong pemulihan ekonomi nasional


Jumat, 04 Desember 2020 / 06:00 WIB
Ini dia lima kebijakan untuk dorong pemulihan ekonomi nasional

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optismistis kalau  pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada tahun depan, sehingga perekonomian bisa pulih minimal ke level pra Covid-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan ada beberapa syarat yang harus dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa semakin cepat.

“Ada kondisi prasyarat, yaitu vaksinasi, disiplin protokol kesehatan, juga didorong dengan lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam Pertemuman Tahunan BI, Kamis (3/12).

Lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional yang dimaksud Perry adalah. Pertama, pembukaan secara bertahap sektor yang produktif dan aman.

Baca Juga: Penyaluran anggaran untuk perlindungan sosial sudah mencapai Rp 207,8 triliun

Pembukaan sektor dengan prioritas tertinggi adalah pada 6 sektor yang memberi kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Seperti sektor makanan minuman, tanaman perkebunan, industri imia, kehutanan, tanaman hortikultura, dan pertambangan bijih logam.

Lalu, disusul dengan pembukaan 15 sektor prioritas kedua yang antara lain pengolahan tembakau, tanaman pangan, peternakan, real estate, komunikasi, industri TPT, industri barang dari logam, dan industri logam dasar.

“Kedua sektor prioritas tersebut menyumbang hampir 40% PDB. Vaksinasi dapat diprioritaskan pada sektor-sektor ini dan disiplin protokol kesehatan juga tetap perlu,” terang Perry.

Baca Juga: Sektor kesehatan membantu dongkrak kinerja Aneka Gas Industri (AGII)

Kebijakan kedua, mempercepat realisasi stimulus fiskal. Seperti yang kita ketahui, pemerintah mematok defiist fiskal sebesar 5,87% dari PDB pada tahun depan. Perry optimistis, kalau stimulus fiskal ini mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Ketiga, peningkatan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha untuk mengatasi credit crunch. Perry optimistis, kalau pertumbuhan kredit pada tahun 2021 mampu berada di kisaran 7% hingga 9%.

Baca Juga: Indikator ini jadi bukti ekonomi Indonesia sudah membaik

Keempat, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial. Bank sentral memegang peran dalam kebijakan ini. Perry bilang, BI akan tetap hadir dengan stimulus moneter dan makroprudensial yang akomodatif, juga digitalisasi sistem pembayaran dan pendalaman pasar uang, penguatan ekonomi syariah, juga UMKM.

Sementara kebijakan kelima, Indonesia perlu untuk menciptakan iklim yang ramah dengan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya bagi  UMKM.

Selanjutnya: PMI Manufaktur Indonesia naik, ini rekomendasi saham yang layak dikoleksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×