Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Future Exchange (JFX) melakukan revisi target 2021. Kali ini perusahaan memilih untuk kerek target lebih tinggi dari yang sudah ditargetkan sebelumnya.
Sebelumnya, BBJ menargetkan transaksi 10 juta lot, namun akhirnya dinaikkan menjadi 11,1 juta lot. Bahkan target tersebut memiliki filosofi tersendiri, bagi Direktur Utama JFX Paulus Lumintang, yang ini agar kinerja perusahaan di tahun ini tetap unggul.
"Target kami sangat optimistis untuk menjadikan BBJ nomor satu di industri ini. 2021 juga akan menjadi tahun perubahan dan pengembangan baik dari edukasi dan literasi," jelas dia pada pembukaan perdagangan Senin (4/1).
Sebagai informasi, hingga 31 Desember 2020, total transaksi di BBJ capai 9,43 juta lot. Di mana, sebanyak 7,75 juta lot berasal dari transaksi bilateral, dan sisanya 1,68 juta lot berasal dari transaksi multilateral.
Baca Juga: Transaksi masih minim, Bappebti bakal dorong transaksi multilateral di 2021
Realisasi ini berhasil menembus rekor baru dan melebih target transaksi tahun 2020 yang hanya 8,25 juta lot.
Tahun ini, BBJ akan fokus pada pelayanan kepada anggota bursa dan stakeholders lainnya, serta meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi, serta inovasi produk dan melakukan transformasi pada bidang produk, SDM, teknologi hingga peningkatan kerjasama dengan bursa luar negeri.
"Rencananya, setiap dua bulan sekali kami akan memberikan kuliah di universitas-universitas untuk memperkenalkan produk bursa berjangka. Kami juga sudah dihubungi Asia Pacific Exchange (APEX) untuk eksekusi kerjasama di kuartal II-2021 ini," papar Paulus.
Sebelumnya, Paulus bilang, bahwa kinerja perdagangan berjangka tahun ini juga akan diwarnai beberapa sentimen. Mulai dari Inggris yang akhirnya benar-benar keluar dari Uni Eropa (UE). Meskipun tidak akan secara signifikan mempengaruhi volatilitas harga komoditi, Paulus memprediksi sentimen tersebut akan mempengaruhi mata uang yang dipasangkan atau pairing dengan poundsterling.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama meyakini pertumbuhan kinerja industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) tahun ini bisa lebih baik.
"Tidak muluk-muluk, kami yakin pertumbuhan lebih tinggi. Tidak hanya ambisius (kejar target) tapi perlu juga disertai rencana-rencana konkrit," jelas Sidharta.
Bappebti mendorong BBJ untuk fokus mendorong transaksi multilateral dan bisa lebih menarik lagi bagi pelaku usaha dan investor. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa nasabah selalu terlindungi demi mendorong transaksi yang berkelanjutan.
"Dibutuhkan inisiatif-inisiatif baru dan tinggal business as usual dan tingkatkan inovasi. Gimana caranya agar transaksi multilateral bisa sangat mudah dan secara bersamaan tetap dilindungi," ungkapnya.
Baca Juga: Pasang target fantastis, HFX Internasional Berjangka siapkan strategi di 2021
Menurut Sidharta, produk derivatif yang diperdagangkan secara multilateral di bursa berjangka memungkinkan para pelaku pasar memperoleh harga yang wajar dan terbentuk atas dasar permintaan dan penawaran pasar.
Selain itu, dalam rangka menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, produk derivatif yang diperdagangkan secara multilateral kini tersedia dalam ukuran kontrak yang jauh lebih kecil atau dikenal dengan mikro.
"Kontrak-kontrak mikro diharapkan menjadi sarana pengenalan perdagangan berjangka komoditi kepada masyarakat luas," pungkas Sidharta.
Selanjutnya: Tembus rekor 9 juta lot, BBJ dan KBI makin optimistis di tahun ke 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News