Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Di sepanjang 2021, Bob mengatakan Indospring tidak menganggarkan belanja modal (capex) karena keperluan tahun ini hanya untuk perbaikan dan peremajaan mesin. "Kapasitas juga masih ada," ujarnya.
Sebagai informasi, melansir materi paparan publik yang dirilis pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Mei 2021, saat ini Indospring mengoperasikan empat pabrik spring. Kapasitas per-tahun untuk masing-masing produk sebesar 120.000 ton pegas daun, 4,8 juta buah pegas keong panas dan 84 juta buah pegas kering dingin. Kemudian 24 juta buah valve spring dan 8,4 juta buah wire ring.
Di tahun lalu total produksi INDS sebesar 60,668 ton atau 21,2% lebih rendah dibandingkan 2019 yang sebesar 76.973 ton karena adanya penurunan produksi pegas. Adapun untuk produksi non pegas tahun 2020 sebesar 61 ton.
Melansir laporan tahunan 2020 Indospring, di sepanjang 2021 produsen pegas ini melakukan pengendalian yang ketat terhadap persediaan bahan baku flat bars yang disesuaikan dengan proyeksi penjualan seiring tetap mengantisipasi pemulihan bisnis mendatang. Upaya ini dilakukan karena adanya kecenderungan kenaikan harga baja terutama pada kuartal I 2021 akibat pasokan yang ketat dan pemulihan permintaan baja dunia.
Masih mengintip laporan tahunan 2020, manajemen INDS mengatakan pihaknya juga melakukan pembatasan ketat terhadap pembiayaan investasi, efisiensi, biaya produksi dan biaya operasi. Indospring juga akan melakukan terobosan baru di pasar ekspor, sembari tetap mempertahankan pasar lokal serta menjajaki pengembangan pasar baru.
Selanjutnya: 8 emiten pembagi dividen layak dilirik usai Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News