Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut Sri Mulyani, kondisi ini berdasarkan outlook ekonomi global yang oleh lembaga-lembaga internasional diproyeksi melambat menjadi di kisaran 2,3%-2,9%.
"Revisinya cukup tajam di hampir semua negara, Amerika Serikat menurun tajam di tahun 2022 dan 2023, bahkan sekarang kata-kata Resesi bukannya tidak mungkin di Amerika Serikat," kata dia.
"Eropa terus-menerus terbentur oleh kenaikan harga yang tinggi, dan kemudian memaksa bank sentral menaikkan suku bunga secara agresif, juga bahkan diperkirakan tahun 2022 hingga 2023 kemungkinan terjadi resesi," kata Sri Mulyani.
Kondisi ekonomi RI cerah Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengatakan, Indonesia berada di titik terang ketika IMF dan Bank Dunia (Wolrld Bank) memberikan gambaran bahwa kondisi perekonomian dunia akan kelam dan muram pada 2023.
"Kalau IMF, World Bank menggunakan kata-kata dark atau menjadi kelam atau muram untuk 2023. Namun Indonesia dianggap sebagai the bright spot dalam situasi kondisi dunia yang semakin memburuk," ujarnya.
Pada paparannya, disebutkan ada beberapa alasan yang membuat Indonesia menjadi salah satu the bright spot. Di antaranta, pertumbuhan ekonomi yang sehat di atas 5 persen dan level output ekonomi (PDB riil) sudah berada di atas pra-pandemi.
Lalu ekonomi Indonesia masih berdaya tahan karena ditopang permintaan domestik yang masih kuat, sehingga menjadi motor pertumbuhan dan pemulihan. Selain itu, laju inflasi Indonesia dinilai masih moderat di antara negata peers lainnya.
Baca Juga: BI Prediksi Puncak Bunga The Fed 4,75%, Cuma Belum Tentu Cepat Turunkan Inflasi
Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,44% (year on year/yoy) pada kuartal II-2022, sementara tingkat inflasi per September 2022 tercatat sebesar 5,9% (yoy).
Kemudian, sisi eksternal yang sehat, tercermin dari kinerja transaksi berjalan dan neraca perdagangan yang surplus. Pengangguran dan kemiskinan juga mengalami penurunan. Serta penerapan kebijakan fiskal yang prudent (hati-hati) dan produktif, juga berlanjutnya reformasi sektor keuangan seperti pendalaman pasar dan penguatan stabilitas.
Kendati demikian, Sri Mulyani menekankan, Indonesia harus tetap waspada meski ekonominya cukup cerah, sebab ketidakpastian global masih sangat tinggi dan akan berlanjut hingga tahun depan.
"Kita harus tetap waspada karena bright spot ini harus kita jaga bersama," tutup dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kata Sri Mulyani Ada 4 Negara Jauh dari Ancaman Resesi, Apakah Indonesia Termasuk?"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News