Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
4. November 2023
Curah hujan kurang dari 100mm/bulan, berpeluang besar terjadi di wilayah:
- Sebagian Lampung
- Banten bagian utara
- DKI Jakarta
- Jawa Barat bagian utara
- Jawa Timur bagian utara
- Sebagian NTB
- Sebagian NTT
- Sebagian Kalimantan Selatan
- Sebagian Kalimantan Tenggara
- Sebagian Kalimantan Tengah
- Sebagian Maluku Utara
- Sebagian Maluku
- Sebagian Papua.
Puncak El Nino di Indonesia
BMKG memprediksi puncak El Nino di Indonesia akan terjadi pada akhir tahun 2023.
"Jadi kalau dari prediksi kita, itu puncaknya nanti akan terjadi di periode November, Desember, Januari (2024)," kata Amsari.
Siklus El Nino, imbuh dia, biasanya akan mencapai puncak di akhir tahun kemudian meluruh lagi. Secara historis, El Nino pernah terjadi di Indonesia.
BMKG menjelaskan, El Nino berkembang pada semestaer II yang umumnya berintensitas lemah-moderat. Data dari BMKG mencatat, El Nino pernah terjadi pada 2018, 2009, 2006, dan 2004.
Baca Juga: Ekonom Ini Proyeksi Target Sasaran Inflasi di Tahun 2023 Lebih Cepat Terealisasi
Imbaun BMKG
Menindaklanjuti fenomena El Nino dan IOD yang tahun ini terjadi secara bersamaan, BMKG merekomendasikan beberapa hal sebagai langkah antisipatif, khususnya pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan, di antaranya:
1. Meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya
2. Melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan BMKG soal El Nino dan IOD di Indonesia, Apa Dampaknya?"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News