Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) melihat prospek bisnis ritel modern khususnya minimarket, memiliki peluang yang sangat menjanjikan di Indonesia. Hal itu karena kebutuhan masyarakat terhadap tempat berbelanja yang praktis semakin diminati, terutama di tengah kondisi pandemi seperti saat ini.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo mengungkapkan, keberadaan minimarket sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal mereka. Lokasi yang strategis tersebut, otomatis akan memudahkan mobilitas masyarakat yang enggan bepergian jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Justru saat ini lagi sangat bagus untuk bisnis minimarket, itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena langsung ke perumahan-perumahan, itu mereka tidak mau keluar jauh-jauh karena lagi covid. Jadi maunya beli yang instan-instan," ungkap Budihardjo saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/5).
Baca Juga: Insentif untuk sektor ritel disambut positif APPBI, Hippindo dan Aprindo
Dia bilang, di luar negeri sendiri, sebenarnya bisnis minimarket itu memiliki potensi yang sangat besar. Dia tidak memerinci negara mana yang dimaksud, namun menurutnya bisa ada 5 hingga 6 pemain nasional yang bergerak di bisnis minimarket. Sehingga dapat dikatakan, Indonesia juga memiliki peluang yang sama di lini bisnis tersebut.
Budihardjo menyebut, untuk mengembangkan sebuah bisnis minimarket memang bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga, langkah tepat untuk memulai sebuah sebuah bisnis minimarket adalah dengan memaksimalkan potensi di regional atau lokal terlebih dahulu.
"Kalau menurut saya jangan langsung mau nasional, main regional aja dulu. Misalnya dia kuatnya di daerah mana ya di situ dikuatin dulu. Diperkuat jalur distribusinya, setelah kuat baru ke daerah sebelahnya. Jadi jangan langsung nasional, berat biayanya. jadi fokus ke tempat kampungnya dia lah di mana dia kuat," sebutnya.
Ketika potensi di regional sudah berhasil diraih, langkah selanjutnya adalah memperluas cabang secara perlahan. Dia berujar, terjun ke bisnis ritel modern memang tidak bisa instan dan merupakan pekerjaan jangka panjang.
"Jangan melihat orang yang sudah besar, tetapi dari kecil harus sudah mulai dilakukan dengan baik perlahan-lahan, misalnya dari 5 toko dulu, lalu 10, lanjut 20, hingga 100 gerai. Memang harus pelan-pelan, harus tahu kapan mesti stop dan kapan mesti ditambah lagi," ujar dia.
Dia menambahkan, sebenarnya ada sejumlah faktor yang membuat bisnis minimarket lokal di tanah air itu sulit untuk berkembang. Salah satunya adalah, ketidakkonsistenan para pelaku bisnisnya. Tepatnya ketika pebisnis tidak mau sabar dalam membangun gerainya dari satu toko ke toko selanjutnya.
"Peluangnya masih bagus, tinggal ada yang mau main tidak, mau sabar tidak? Jangan mau langsung punya toko puluhan ribu, ya tetap harus dari 1 toko dulu. Jadi itu kadang orang udah males karena yang pemain nomor 1-2-nya udah puluhan ribu (gerainya)," terang Budihardjo.
Selain sikap yang konsisten, ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian para pemain minimarket lokal untuk mengembangkan bisnisnya. Antara lain, menjual produk yang berkualitas, pelayanan yang ramah, ketersediaan stok, dan juga lokasi gerai yang strategis.
"Kita contohkan di daerah, di Bandung juga ada minimarket lokal banyak. di Bali juga banyak. Artinya untuk minimarket ini asal mau pelan-pelan dan konsisten bisa, tidak ada masalah," pungkasnya.
Selanjutnya: Temui Jokowi, Hippindo bawa sejumlah usulan ini untuk memulihkan sektor ritel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News