kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga rumah seken turun hingga 20%, ini penyebabnya


Kamis, 26 November 2020 / 07:55 WIB
Harga rumah seken turun hingga 20%, ini penyebabnya

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

Ia juga menilai bahwa, kondisi pasar sudah ramai. Broker properti optimistis market terus rebound dan akan lebih baik lagi tahun depan. Terutama bila vaksin telah siap didistribusikan kepada masyarakat.

"Untuk saat ini kondisi open house, penjualan dengan nomor urut, dan lain-lain, masih tetap diminati, walau tetap mematuhi protokol Covid-19 yang dicanangkan pemerintah. Dengan dukungan media, optimisme pasar terhadap sektor properti, saya yakini akan lebih baik lagi," sambungnya.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong mengatakan bahwa, rumah bekas selama pandemi alami penurunan sampai 20%.

Menurutnya, kalau tipe-tipe rumah kecil umumnya perubahannya tidak begitu besar range-nya yaitu sekitar 5%-10%. Tetapi menurutnya, kalau rumah besar, rumah mewah bisa sampai 10%-20%. Penurunannya lebih murah dibanding harga pasaran.

Baca Juga: Ini dia rumah Rp 30 miliar per unit garapan Sinarmas Land, termahal se-Indonesia

"Hal itu disebabkan karena niat orang-orang kelas menengah ke atas cenderung mengerem untuk investasi membeli rumah mewah jadi mereka pakai yang sudah ada kecuali untuk yang level kecil. Jadi dalam kondisi begini mereka lebih banyak wait and see tapi betul-betul dilihat ada harga properti yang rendah sekali koreksinya tinggi baru dia beli itu juga yang main dari sisi investor," ujar Lukas.

Ia mengungkapkan bahwa, semua investor sudah wait and see tapi kalau orang-orang golongan menengah atas kalau mau beli properti yang golongan besar mereka menunggu karena kondisi di tengah Covid-19 mempertimbangkan untuk bangun rumah atau pindah ke rumah yang lebih besar.

"Jadi mereka lebih ke arah simpan uang cash di bank. Jadi tren cenderung menurun sampai dengan ada vaksin Covid-19 yang lebih jelas dan pasti," katanya.

Menurutnya, kendati tren cenderung menurun tetapi kalau dibandingkan dengan di daerah wilayah Asia Tenggara, di Indonesia cenderung masih termasuk tidak begitu parah.

Selain itu menurut Lukas, kondisi seperti ini akan pulih pada saat perekonomian pulih, yaitu saat Covid-19 sudah ditemukan vaksinnya.

Lukas juga menyebutkan, dari sisi lokasi pasokan rumah mewah seken yang paling banyak berada di sekitaran Jakarta, untuk daerah penyangga ada di beberapa wilayah seperti di kawasan Serpong, Alam Sutera, Cibubur, dan Sentul.

"Saya pikir developer harus bisa mendevelop, melaunching produk yang sesuai dengan demand, sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas, jadi kalau bicara rumah mewah seken sekarang sudah bukan zamannya, karena mereka masih wait and see. Jadi bangunlah properti dengan harga terjangkau, yang banyak diminati. Contohnya yang sekarang ini kalau rumah, orang-orang masih banyak yang berminat dengan harga kisaran Rp 1 miliar jadi bangunlah rumah dengan harga yang segitu," jelasnya.



TERBARU

×