kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak dunia naik, begini dampaknya pada ekonomi nasional


Jumat, 18 Juni 2021 / 05:15 WIB
Harga minyak dunia naik, begini dampaknya pada ekonomi nasional

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga minyak global tahun ini terus memanas. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan tren harga minyak yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir tentu memiliki dampak terhadap perekonomian domestik.  

Mengutip Bloomberg, harga minyak jenis brent Rabu (16/6) ditutup seharga US$ 74,39 per barel. Posisi harga tersebut berada dalam level tertingginga di sepanjang tahun.  

Angka tersebut pun menguat 43,61% year to date (ytd) dibandingkan penutupan harga minyak brent pada akhir tahun lalu sebesar US$ 51,80 per barel. Bahkan secara tahunan, harga minyak brent menguat 82,73% yakni berada di posisi US$ 40,71 pada periode sama tahun lalu.

Dari sisi anggaran negara, Josua mengatakan akan mendapatkan dampak positif yakni potensi meningkatnya surplus anggaran seiring dengan naiknya pendapatan yang berasal dari sektor migas.  

Baca Juga: Anggaran subsidi bisa membengkak terdampak kenaikan harga minyak dunia

Mengacu pada Nota Keuangan tahun 2021, setiap kenaikan sebesar US$ 1 per barel berpotensi meningkatkan surplus anggaran sebesar Rp 0,6 triliun hingga Rp 0,8 triliun. 

Meskipun demikian, Josua menilai kenaikan harga minyak berpotensi menggerus kinerja surplus perdagangan Indonesia.  Karenanya saat ini Indonesia merupakan net consumer migas.  

Selain itu, harga bahan bakar minyak (BBM) yang dikontrol ketat oleh pemerintah apabila terus merangkak naik berpotensi menekan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) yang merupakan BUMN atau quasi government

Kemudian, peningkatan harga minyak mentah dunia berpotensi meningkatkan inflasi cukup tinggi ketika pemerintah pada akhirnya harus mentransmisikan kenaikan harga internasional ini dengan menaikkan harga BBM domestik.  

Baca Juga: Menteri ESDM: Perbaikan iklim investasi terus dilakukan

“Hal ini berpotensi mengurangi kemampuan Bank Indonesia dalam melakukan kebijakan moneter akomodatif yang dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi karena naiknya inflasi,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (17/6). 

Proyeksi Josua harga minyak pada tahun 2021 tentu akan lebih baik dibandingkan harga tahun 2020 sejalan dengan recovery ekonomi global dari dampak pandemic Covid-19. 

Namun posisi harga saat ini sudah terlalu tinggi dan berpotensi terkoreksi ke depan. Bahkan sudah kembali ke level tertinggi sejak April 2019. Padahal dari sisi fundamental, demand minyak dunia belum kembali ke level sebelum pra-pandemi. Sementara dari sisi supply kemungkinan OPEC akan kembali melakukan peningkatan produksi ke depan. 

Adapun Josua memperkirakan harga minyak mentah jenis brent akan bergerak di level US$ 65 hinga US$ 70 per barel hingga akhir tahun 2021. Proyeksi harga minyak global ini pun akan diiringi dengan penguatan Indonesia Crude Price (ICP).

Selanjutnya: Harga minyak terkoreksi tipis pada perdagangan Selasa (8/6) pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×