kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak dunia melonjak, ini kata Kementerian ESDM terkait harga BBM


Selasa, 26 Oktober 2021 / 06:55 WIB
Harga minyak dunia melonjak, ini kata Kementerian ESDM terkait harga BBM

Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pemerintah siap mengalah untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan dikhawatirkan bakal kian memberatkan PT Pertamina. Pasalnya, hingga saat ini perusahaan migas pelat merah tersebut belum juga melakukan penyesuaian atau menaikan harga BBM.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menjelaskan, sejatinya harga Jenis BBM Umum (JBU) fluktuaktif mengikuti harga pasar.

Kendati demikian, mengingat kondisi pandemi covid-19 yang masih memberatkan ekonomi masyarakat maka pemerintah memutuskan agar harga JBU tidak mengalami penyesuaian. Pertamina pun berpotensi bakal menerima kompensasi atas keputusan ini.

Baca Juga: Kenaikan harga minyak pernah hadirkan mini krisis di Indonesia

"Penyesuaian harga kenaikan BBM agar Pertamina ngak merugi ini rencananya akan dibahas bagaimana kompensasi terhadap Pertamina," kata Soerjaningsih dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (25/10).

Soerjaningsih melanjutkan, dengan kebijakan ini diharapkan masyarakat dapat tetap tenang karena pemerintah siap mengalah untuk menanggung beban.

Sementara itu, Soerjaningsih memastikan saat ini belum ada pembahasan apapun soal penyesuaian harga untuk Jenis BBM Tertentu (solar) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). "Untuk JBT dan JBKP belum ada pembahasan," jelas Soerjaningsih.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Head Center of Food, Energy and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengungkapkan,  jika tidak dilakukan penyesuaian maka kondisi Pertamina bisa semakin tertekan. 

Baca Juga: Kementerian ESDM memastikan tarif listrik tidak akan naik hingga akhir tahun 2021

Abra melanjutkan, jika merujuk data pada 2019 maka penjualan Pertalite dan Premium mendominasi sekitar 80% total penjualan BBM dengan Pertalite jadi yang terbanyak mencapai 55%.

Berbeda dengan Premium yang merupakan jenis BBM subsidi, harga Pertalite yang belum disesuaikan dianggap bisa memberatkan Pertamina.

Masih menurut Abra, jika merujuk pada penyesuaian yang telah dilakukan badan usaha lain maka masih ada ruang sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 untuk penyesuaian harga produk BBM Pertamina. Akan tetapi, besaran ini pun variatif bergantung pada sejumlah variabel pembentuk harga. 

Potensi kenaikan volume impor dan harga minyak dinilai kian bebani BPP BBM oleh Pertamina. Tak hanya impor, kenaikan harga pun juga membayangi crude domestik.

"Bukan hanya impor, crude domestik juga tinggi sehingga pasti jadi beban besar bagi Pertamina," ujar Abra belum lama ini.

Selanjutnya: Cek harga BBM di SPBU Pertamina bulan Oktober 2021, ada yang turun lho!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×