Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan kinerja keuangan yang cemerlang di sepanjang kuartal I 2022. Meskipun produksi dan volume penjualannya turun, pendapatan dan laba bersih INDY kompak menguat.
Director and Group Chief Financial Officer of Indika Energy, Retina Rosabai mengatakan, di sepanjang tahun ini, Indika Energy menargetkan produksi sebanyak 34 juta ton. Di mana pada kuartal I 2022 Indika telah merealiasi produksi batubara sebanyak 7,7 juta ton atau turun dibandingkan periode yang sama di 2021 sebanyak 9,1 juta ton.
Retina menjelaskan, penurunan produksi di tiga bulan pertama tahun ini dipengaruhi kondisi cuaca dan pelarangan ekspor batubara pada Januari 2022. Dia bilang, penjualan ekspor Kideco terhenti hingga 22 hari. Oleh karenanya, realisasi produksi pada awal tahun ini lebih lambat.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Kian Gencar Investasi di Bisnis Kendaraan Listrik
“Meski ada penurunan, kami tetap optimistis mengejar target produksi di tahun ini yang sebesar 34 juta ton,” jelasnya saat paparan publik di Jakarta, Jumat (20/5).
Seiring penurunan produksi, volume penjualan Indika ke dalam negeri dan luar negeri kompak turun. Menurut pemaparan Retina, volume penjualan ekspor turun 11,5% yoy menjadi 5,4 juta ton dari sebelumnya 6,1 juta ton di kuartal I 2021. Penjualan ke luar negeri masih didominasi ke China sebanyak 37%, disusul ke Asia Tenggara 15%, lalu India 7%, sisanya ke Taiwan, Korea, dan Jepang.
Sedangkan volume penjualan ke dalam negeri turun 16,1% yoy menjadi 2,6 juta ton dari sebelumnya 3,1 juta ton di kuartal I 2021. Di awal tahun ini, komposisi volume penjualan ke lokal sebanyak 32% atau lebih daripada kebijakan domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan.
Kendati ada penurunan volume produksi, pada periode ini pendapatan Indika Energy tumbuh hingga 58,2% yoy dari sebelumnya US$ 525,2 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 830,8 juta di kuartal I 2022. Retina menjelaskan, kenaikan pendapatan ini utamanya didorong dari dua tambang anak usaha INDY yakni Kideco dan Indika Resources. Keduanya berkontribusi hingga 88% dari total pendapatan.
Pendapatan Kideco tumbuh hingga 36,1% yoy menjadi US$ 564,6 juta dari sebelumnya US$ 414,9 juta di kuartal I 2021. Adapun peningkatan Indika Resources mencapai 202,5% yoy dari sebelumnya US$ 57,1 juta menjadi US$ 172,7 juta kuartal I 2022. “Kenaikan ini terutama didorong oleh naiknya harga jual rata-rata batubara,” ungkapnya.
Volume penjualan Kideco di tiga bulan pertama tahun ini mencapai 8 juta ton. Meskipun penjualannya turun dari sebelumnya 9,2 juta ton di kuartal I 2021, harga jual rata-rata batubara naik dari US$ 45,2 per ton di kuartal I tahun lalu menjadi US$ 70,8 per ton tahun ini. Sedangkan volume penjualan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 0,3 juta ton di awal tahun 2022 dengan harga rata-rata batubara naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya US$ 76,9 per ton menjadi US$ 183,1 per ton di tahun ini.
Retina mengatakan, dengan membaiknya harga batubara, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 75 juta di kuartal I 2022 dibandingkan kerugian yang dicatatkan Indika pada kuartal 2021 yang mencapai US$ 9,4 juta.
“Lantas dengan pencapaian laba di kuartal I 2022 ini yang mencapai US$ 75 juta, jika dibandingkan dengan laba setahun penuh di 2021 yang sebesar US$ 57 juta, performa kuartal I 2022 sudah melampaui keberhasilan daripada satu tahun lalu,” kata Retina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News