Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Kendati ada penurunan volume produksi, pada periode ini pendapatan Indika Energy tumbuh hingga 58,2% yoy dari sebelumnya US$ 525,2 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 830,8 juta di kuartal I 2022. Retina menjelaskan, kenaikan pendapatan ini utamanya didorong dari dua tambang anak usaha INDY yakni Kideco dan Indika Resources. Keduanya berkontribusi hingga 88% dari total pendapatan.
Pendapatan Kideco tumbuh hingga 36,1% yoy menjadi US$ 564,6 juta dari sebelumnya US$ 414,9 juta di kuartal I 2021. Adapun peningkatan Indika Resources mencapai 202,5% yoy dari sebelumnya US$ 57,1 juta menjadi US$ 172,7 juta kuartal I 2022. “Kenaikan ini terutama didorong oleh naiknya harga jual rata-rata batubara,” ungkapnya.
Volume penjualan Kideco di tiga bulan pertama tahun ini mencapai 8 juta ton. Meskipun penjualannya turun dari sebelumnya 9,2 juta ton di kuartal I 2021, harga jual rata-rata batubara naik dari US$ 45,2 per ton di kuartal I tahun lalu menjadi US$ 70,8 per ton tahun ini. Sedangkan volume penjualan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 0,3 juta ton di awal tahun 2022 dengan harga rata-rata batubara naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya US$ 76,9 per ton menjadi US$ 183,1 per ton di tahun ini.
Retina mengatakan, dengan membaiknya harga batubara, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 75 juta di kuartal I 2022 dibandingkan kerugian yang dicatatkan Indika pada kuartal 2021 yang mencapai US$ 9,4 juta.
“Lantas dengan pencapaian laba di kuartal I 2022 ini yang mencapai US$ 75 juta, jika dibandingkan dengan laba setahun penuh di 2021 yang sebesar US$ 57 juta, performa kuartal I 2022 sudah melampaui keberhasilan daripada satu tahun lalu,” kata Retina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News