Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
The Fed juga mengungkapkan kemungkinan tingkat suku bunga acuan AS tidak akan mengalami penurunan tahun ini. The Fed masih berusaha untuk menurunkan inflasi hingga target 2%. Penurunan ini tentu tanpa harus mengorbankan perekonomian dan menaikkan tingkat pengangguran. Selama itu terjadi, pasar kripto belum bisa bull run.
Co-Founder Cryptowatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher tahir turut mencermati bahwa aset kripto kembali tertekan oleh inflasi AS yang mulai membaik. Data pekerjaan yang cenderung baik, kembali memberi ancaman terhadap inflasi.
“Sebagaimana aset pada umumnya, keberadaan likuiditas akan menjadi faktor penting. Jika suku bunga naik, maka likuiditas cenderung akan berkurang,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).
Kendati demikian, Christopher berpandangan aset kripto memiliki prospek yang cerah untuk ke depannya. Sebab, aset kripto dianggap sebagai alternatif untuk investor mendiversifikasikan dana. Menurutnya harga Bitcoin di tahun ini mampu menyentuh US$ 26.000 – US$ 28.000, sedangkan Ether akan berkisar US$ 1.600 – US$ 1.800.
Sementara, Tim Riset Tokocrypto melihat secara teknikal, target pergerakan harga Bitcoin saat ini berada pada area supply di level US$ 23.488-US$ 25.198. Aksi beli dan volume perdagangan yang tinggi menjadi faktor utama untuk mendorong kenaikan harga lebih lanjut.
Jika melihat situasi ke depan yang bisa semakin membaik, harga tertinggi Bitcoin kemungkinan bisa bull run menyentuh US$ 26.000-US$ 28.000 di akhir semester 1-2023. Harga Ethereum bisa tembus rentang US$ 1.800 - US$ 2.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News