Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Hingga September 2021, serapannya telah mencapai 73% yang sebagian besar digunakan untuk melakukan modernisasi ataupun enhancement terhadap sistem BRI, peningkatan security system BRI, dan adopsi teknologi terbaru untuk mendukung inovasi digital dan enhancement IT BRI.
Indra mengungkapkan, sebesar 59% dari serapan itu dipakai untuk pengembangan dari sisi hardware dan 41% untuk software. Sementara tahun 2022, BRI masih akan meningkatkan capex IT dari anggaran tahun ini untuk mendukung beberapa inisiatif transformasi BRI di BRIVOLUTION 2.0.
Senada, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga sedang mengembangkan mobile banking-nya menjadi super apps. Andi Nirwoto Direktur IT dan Operation Bank BTN mengatakan, jika tidak ada aral melintang, dalam waktu dekat perseroan sudah akan masuk ke tahap produksi. "Super apps ini akan menawarkan kemudahan dalam melakukan transaksi ritel," ujarnya.
BTN terus melakukan mengembangkan fitur-fitur yang akan memenuhi kebutuhan nasabah dalam mobile banking tersebut. Fitur terbaru yang dirilis diantaranya QRIS, cardless withdrawl serta fitur payment dan purchase lainnya.
Tahun ini, BTN menganggarkan capex IT sebesar Rp 500 miliar. Hingga September, perseroan telah menyerap sekitar 50% yang digunakan untuk pengembangan aplikasi maupun infrastruktur dan platformnya. "Sedangkan capex tahun depan masih dalam proses pematangan dan disesuaikan dengan strategi bisnis," ujar Andi.
Selain mengembangkan super apps, BTN juga akan melakukan digitalisasi transaksi KPR atau kredit properti lainnya. Perseroan akan mengembangkan platform properti yang konsepnya mirip seperti Zillow di Amerika.
Selanjutnya: Hingga akhir tahun, Amartha targetkan satu juta borrower
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News