kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fenomena Tumbangnya Perusahaan Rintisan Belum Menunjukkan Tanda-tanda Berakhir


Sabtu, 11 Juni 2022 / 05:45 WIB
Fenomena Tumbangnya Perusahaan Rintisan Belum Menunjukkan Tanda-tanda Berakhir

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena tumbangnya perusahaan rintisan atau startup belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Dalam beberapa hari terakhir saja, kabar bubarnya sejumlah startup masih beredar.

Terbaru, startup penyedia jasa kebersihan dan perbaikan alat-alat rumah tangga dan perkantoran, beres.id berhenti beroperasi mulai 30 Juni 2022. Pengumuman pemberhentian operasional Beres.id disampaikan pihak manajemen melalui situs resmi startup tersebut.

Beres.id merupakan bagian dari Kaodim yang berasal dari Malaysia. Kaodim juga mengumumkan penutupan operasional melalui surat terbuka dari Co Founder dan CEO Kaodim Choong Fui di situs resmi mereka. Startup ini dipastikan akan berhenti beroperasi per 1 Juli 2022.

Baca Juga: Startup di Sektor Fintech hingga Logistik Masih Jadi Buruan Modal Ventura

Choong Fui menyebut, efek pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir mempengaruhi kondisi bisnis Kaodim. Ditambah lagi, ada tekanan juga dari kenaikan inflasi dan biaya-biaya lainnya sehingga berdampak pada kinerja dan kualitas layanan Kaodim.

“Pada akhirnya, kami merasa tidak dapat lagi mengembangkan bisnis secara berarti untuk jangka panjang yang sejalan dengan misi dan ambisi kami,” tulis Choong Fui.

Selain itu, ada Lummo, startup penyedia solusi layanan perangkat atau software as a service yang dikabarkan menutup kegiatan operasional dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Padahal, dalam pemberitaan sebelumnya, Lummo sempat mendapat dukungan dari Bezos Expedition, perusahaan pengelola aset yang dimiliki salah satu orang terkaya di dunia, Jeff Bezos, pada awal tahun ini. Jeff Bezos mengikuti putaran pendanaan Seri C terbaru di Lummo senilai US$ 80 juta yang dipimpin oleh Tiger Global dan Sequoia Capital India.

Lummo memiliki produk berupa LummoShop yakni layanan bagi konsumen untuk berjualan secara online. LummoShop memiliki beragam fitur yang memungkinkan penjual merasakan pengalaman proses bisnis yang lebih simple, efisien, dan akurat.

Nailul Huda, Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef menyampaikan, kasus kolapsnya startup-startup tadi kembali membuktikan bahwa tantangan bisnis startup saat ini begitu terjal. Ini mengingat sumber pendanaan relatif lebih sulit didapat.

Ketika startup gagal memperoleh pendanaan secara berkelanjutan, startup tersebut rentan bubar. Langkah PHK karyawan pun terpaksa ditempuh lantaran beban pengeluaran untuk gaji atau honor karyawan umumnya memakan porsi yang besar di dalam startup. “Mereka (pemain startup) biasanya melakukan layoff kepada karyawan untuk menghemat bujet,” kata dia, Jumat (10/6).

Baca Juga: Meski Selektif, Ini Sektor Startup yang Masih Diminati Modal Ventura

Belum lagi, sampai saat ini sebagian besar startup masih lekat dengan model bisnis bakar-bakar uang. Alhasil, ketergantungan startup terhadap pendanaan dari investor atau modal ventura tergolong besar, sekalipun akses memperoleh pendanaan mulai mengecil.

“Kalau mengacu pada data dealroom, pendanaan startup di tahun ini akan turun jauh dibandingkan tahun sebelumnya,” imbuh Nailul.

Hal ini patut dicermati oleh para pemain startup. Pasalnya, pertumbuhan startup di Indonesia sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan menembus 5 besar di dunia. Akan tetapi, hal ini tidak diimbangi oleh jumlah pendanaan yang justru berpotensi berkurang di masa mendatang.

Badai yang menerjang dunia startup pun masih bisa terjadi di masa depan. Maka dari itu, Nailul menilai, sejak sekarang para pemain startup harus mulai memikirkan cara keluar dari jebakan bakar uang. Pihak startup harus pintar mencari modal ventura yang dipercaya oleh beberapa perusahaan besar. Sehingga, diharapkan modal ventura lainnya tertarik untuk memberi pendanaan lanjutan kepada startup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×