Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan semakin mengalami peningkatan pertumbuhan seiring dengan berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan juga rumah tangga.
Bank Indonesia (BI) mencatat kredit per Maret 2022 tumbuh 6,65% year on year (YoY), itu naik dari bulan sebelumnya yang tumbuh 6,3%. BI melihat pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut yang tercermin dari perbaikan penjualan dan belanja modal serta terjaganya kemampuan membayar kewajiban.
Pada kuartal II, penyaluran kredit baru perbankan diproyeksikan akan tumbuh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Itu terindikasi dari survei BI dimana Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru mencapai 79%.
Prioritas utama penyaluran kredit baru kuartal II menurut responden yang disurvei BI adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. "Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru triwulan II diprioritaskan ke sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan, dan sektor perantara keuangan," tulis BI dalam survei terbarunya.
Baca Juga: Permudah Nasabah, Bank Jatim Terus Kembangkan Layanan Digital Banking
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) salah satu yang mencatatkan pertumbuhan kredit cukup baik di kuartal I, pertumbuhannya jauh di atas pertumbuhan industri. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini menorehkan kredit tumbuh 8,6% YoY di kuartal I jadi Rp 637,1 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh segmen korporasi yang tumbuh sebesar 9,2% dan KPR tumbuh 9,8%.
"Tren kredit BCA cukup menggembirakan, sudah lebih tinggi dari pertumbuhan pada Desember yang baru 8,2%. Meskipun secara year to date belum semua meningkat pesat, namun korporasi dan kredit konsumsi sudah cukup positif," kata Jahja setiaatmadja Presiden Direktur BCA, Kamis (21/4).
Jahja melihat tren pertumbuhan kredit ke depan akan semakin meningkat seiring dengan vaksinasi yang semakin merata, gejala omikron yang lebih ringan, dibukanya kembali sektor pariwisata. Dia berharap ekonomi daerah-daerah wisata bisa kembali meningkat.
BCA melihat permintaan kredit sektor-sektor perkebunan, pertambangan dan telekomunikasi sudah cukup bagus. Bank ini berharap pemerintah bisa segara masuk kembali ke proyek infrastruktur sehingga permintaan kredit dari sektor itu kembali meningkat.
Baca Juga: Bank Jateng Bidik Penyaluran KUR Rp 4,7 Triliun pada Tahun 2022
Kendati begitu, Jahja menekankan ada tantangan yang harus dicermati yakni kenaikan harga bahan baku dan juga biaya logistik. Kedua hal ini akan mendorong peningkatan harga, sementara daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.
"Ini jadi dilema yang dihadapi banyak perusahaan di tengah daya beli yang belum meningkat signifikan. Apakah kenaikan harga bisa diabsorpsi oleh masyarakat?" kata Jahja.
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 6,04% YoY jadi Rp 277,13 triliun. Pertumbuhan tersbeut terutama ditopang oleh penyaluran KPR subsidi yang meningkat 9,01% YoY. KPR non subsidi juga semakin membaik dengan pertumbuhan 5,16%.
Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN, optimis pihaknya bisa mencapai target pertumbuhan kredit 9%-11% sampai akhir tahun meskipun tantangan ekonomi masih besar.
Sumber untuk mencapai itu, lanjutnya, akan berasal dari permintaan masyarakat maupun dukungan pemerintah seperti penyaluran kredit subsidi atau FLPP yang jumlahnya menjadi 200.000 unit rumah. "Potensi pasar millenial juga masih besar untuk kita penuhi," kata Haru.
Adapun pertumbuhan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BRI)pada kuartal I dipastikan lebih tinggi dari industri. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, penopang utama pertumbuhan tersebut adalah segmen UMKM. Bahkan, segmen mikro tumbuh hingga dua digit.
Untuk kuartal II, BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi dari triwulan pertama karena akan didorong momentum ramadan dan lebaran yang dapat mengerek konsumsi dan daya beli masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News