kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Jepang mulai menunjukkan perbaikan


Senin, 15 Februari 2021 / 23:05 WIB
Ekonomi Jepang mulai menunjukkan perbaikan

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekonomi Jepang tumbuh lebih dari ekspektasi di kuartal IV 2020, memperpanjang masa pemulihan dari resesi terburuk berkat rebound dari permintaan luar negeri yang mendorong ekspor dan belanja modal. Tetapi, pemulihan itu melambat dari periode di kuartal III 2020 lalu. 

Belum lagi, adanya perintah pembatasan darurat wilayah yang mengaburkan prospek. Hal ini sekaligus menggarisbawahi tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan dalam mencegah penyebaran Covid-19 tanpa menghentikan pemulihan ekonomi, terutama di sektor konsumsi yang terpukul. 

"Kondisi sedemikian rupa sehingga Jepang tidak dapat menghindari pertumbuhan negatif di kuartal pertama," kata Takumi Tsunoda, Ekonom Senior di Shinkin Central Bank Research seperti dikutip Reuters, Senin (15/2). 

Baca Juga: Wabah Ebola baru merebak, Guinea minta bantuan WHO

Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwa ada kemungkinan besar akan ada siklus berulang dari infeksi virus korona yang menyebar dan diatasi tahun ini. Hal ini berarti, segmen konsumsi tidak akan mungkin pulih pada kecepatan yang diharapkan. 

Ekonomi terbesar ketiga di dunia ini mencatat tumbuh 12,7% tahunan pada Oktober-Desember menurut data pemerintah, melebihi perkiraan pasar yang diproyeksi tumbuh sekitar 9,5%. 

Namun, laju tersebut masih lebih lambat dari lonjakan 22,7% yang direvisi pada kuartal sebelumnya, ketika ekonomi mendapat dorongan dari permintaan yang terpendam setelah keadaan darurat sebelumnya dicabut pada bulan Mei lalu. 

Selama setahun penuh dilanda virus corona, ekonomi Jepang terkontraksi sekitar 4,8%, penurunan tahunan pertama sejak tahun 2009. Tetapi, kinerja Oktober-Desember Jepang jauh lebih kuat dibandingkan pertumbuhan Amerika Serikat (AS) sebesar 45 dan penurunan 2,8% di kawasan Eropa. 

Baca Juga: Seekor kucing peliharaan di Seoul positif Covid-19

Itu artinya, dengan pertumbuhan yang solid selama dua kuartal berturut-turut, ekonomi Jepang kemungkinan berhasil menutup 90% dari kerugian yang disebabkan pandemi, menurut analis. "Pemulihan Jepang berjalan jauh lebih cepat dari perkiraan semula," kata Yoshiki Shinke, Kepala Ekonom di Dai-ichi Life Research Institute. 

Meski begitu, Shinke menjelaskan bahwa masih ada jarak untuk mencapai normalisasi. Kabar baiknya, ekonomi sejatinya sudah mulai pulih ke tingkat sebelum pandemi. 

Data PDB Jepang yang lebih kuat dari perkiraan muncul di tengah tanda-tanda pandemi yang menghantam ekonomi Asia lainnya. Tetapi, masih tidak separah dengan yang dikhawatirkan. 

Angka yang dirilis pada hari Senin menunjukkan, beberapa negara Asia lain seperti PDB Thailand menyusut kurang dari yang diharapkan pada kuartal keempat. Sementara kontraksi ekonomi Singapura tercatat lebih kecil dari perkiraan awal. 

Rebound global pada sektor manufaktur memberikan angin segar pada ekspor Jepang dan belanja modal yang dibutuhkan ekonomi. Apalagi setelah menguatnya pengiriman produk ke China, negara yang ekonominya juga pulih dengan cepat. 

Baca Juga: Bill Gates lontarkan pujian untuk China, apa katanya?

Permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor bertambah 1,0% poin ke pertumbuhan PDB kuartal IV berkat lonjakan ekspor sebesar 11,1%. 

Belanja modal tercatat tumbuh 4,5%, menandai peningkatn pertama dalam tiga kuartal terakhir, karena perusahaan melanjutkan pengeluaran yang telah ditunda thaun lalu karena pandemi. 

Konsumsi swasta, yang membentuk lebih dari setengah ekonomi, naik 2,2% melambat dari kenaikan 5,1% pada kuartal sebelumnya tetapi melebihi perkiraan pasar sebesar 1,8%. Hanya saja, prospeknya masih tetap tidak pasti, karena Jepang tertinggal dari negara-negara barat dalam urusan vaksinasi. 

Analis memperkirakan ekonomi Jepang akan berkontraksi pada kuartal I tahun ini, lantaran banyak peritel yang bisnis terpukul lewat kebijakan pembatasan wilayah yang diluncurkan pada Januari dan akan berlangsung hingga awal Maret. 

"Jika langkah-langkah darurat dicabut pada Maret, ekonomi Jepang mungkin akan pulih pada April-Juni," kata Yusuke Shimoda, Ekonom Senior di Japan Research Institute. 

Selanjutnya: Ikut unjuk gigi, kapal selam nuklir Prancis patroli di Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×