Reporter: Adi Wikanto, Siti Masitoh | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 melambat. Pemerintah diminta mendorong penggunaan anggaran belanja agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi pada akhir tahun 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan atau year on year (YoY). Angka ini lebih kecil bila dibandingkan kuartal II 2025 yang tumbuh sebesar 5,12% YoY.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 mencapai 1,43%. Angka ini juga melambat ketimbang kuartal kedua 2025 yang mencapai 4,04% quarter to quarter (QtQ).
Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga biasanya memang lebih kecil jika dibandingkan dengan kuartal kedua. Pada kuartal ketiga tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 4,95% secara tahunan setelah naik 5,05% di kuartal kedua.
Baca Juga: Jemaah Haji Masuk Asrama 21 April, Cek Daftar Penyakit Tak Penuhi Syarat Haji 2026
Secara nilai, BPS mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal III 2025 atas dasar harga konstan mencapai Rp3.444,8 triliun, naik dari Rp3.279,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan III-2025 atas dasar harga berlaku (ADHB) Rp6.060,0 triliun, kemudian atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.444,8 triliun,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS dalam keterangan resmi.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya sempat memproyeksikan bahwa ekonomi kuartal III 2025 akan mengalami perlambatan. Meski begitu, angkanya masih berada di kisaran 5%.
Purbaya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 sedikit melemah, antara lain karena aksi demonstrasi besar-besaran yang sempat terjadi pada Agustus 2025. Meski demikian, ia optimistis ekonomi masih berada pada level 5%.
Tonton: BEI Sebut Ada IPO Jumbo Akhir Tahun
Mendorong Belanja Pemerintah
Peneliti ekonomi GREAT Institute, Perdana Wahyu Santosa, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 ini didorong oleh belanja pemerintah yang mulai digencarkan di akhir tahun. "Pertumbuhan 5,04% di topang oleh belanja pemerintah yang mulai digencarkan di akhir tahun," kata Perdana dalam keterangan resminya, Rabu (5/11/2025).
Perdana menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi 5,04% ini cukup baik, mengingat tantangan ekonomi global yang masih tidak pasti. "Pertumbuhan ekonomi 5,04 % ini sudah bagus, apalagi menteri keuangan Purbaya Yudi Sadewa baru menjabat dua bulan, tentu ini menjadi modal baik," tambahnya.
Perdana juga melihat kinerja manufaktur sebagai salah satu pilar ketahanan ekonomi di kuartal III, namun dengan satu catatan. "Sektor manufaktur kita terbukti cukup solid, tetap ekspansif di atas 50 sepanjang dalam tiga bulan terakhir. Ini adalah fondasi yang penting," kata Perdana Wahyu Santosa, Rabu (5/11/2025).
"Permintaan domestik masih menjadi faktor utama yang menjaga sektor manufaktur dalam fase ekspansi. Ini penting untuk dijaga di tengah ketidakpastian global agar target pertumbuhan di Kuartal IV dapat lebih tinggi lagi," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi ini juga sejalan dengan proyeksi beberapa lembaga lain. Danamon memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02%, sementara Bloomberg memproyeksikan sebesar 4,8%.
Perdana yang juga adalah Dekan Fakultas Ekonomi Universitas YARSI menekankan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi sedikit menurun, namun masih berada di angka 5%, perlu menjadi perhatian agar tahun depan pertumbuhan bisa lebih baik lagi.
Untuk akhir tahun ini, pemerintah perlu mendorong lagi penggunaan anggaran belanja. Realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah yang masih rendah harus dioptimalkan lagi agar ekonomi tumbuh tinggi.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi belanja pemerintah pusat hingga awal Oktober 2025 baru mencapai sebesar Rp 1.481,7 triliun. Jumlah tersebut hanya sekitar 55% dari total pagu belanja pemerintah pusat, yang terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan non-K/L sebesar Rp 2.663,4 triliun.
"Dengan demikian, walau pertumbuhan menurun sedikit masih di angka 5%, ini perlu menjadi perhatian agar di kuartal IV 2025 pertumbuhan bisa lebih baik lagi, bisa sesuai dengan proyeksi Purbaya, sebesar 5,5%. " jelas Perdana.
Baca Juga: Resmi Tersangka, Abdul Wahid Gubernur Riau Ke-4 Terlibat Korupsi, Rekor!
Selanjutnya: Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis
Menarik Dibaca: Promo Watsons x Starbucks Buy 1 Get 1 Khusus Watsons Club Member, sampai 28 November
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













