kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom ini memperkirakan neraca dagang Maret 2021 akan surplus US$ 1,55 miliar


Selasa, 13 April 2021 / 22:20 WIB
Ekonom ini memperkirakan neraca dagang Maret 2021 akan surplus US$ 1,55 miliar

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi neraca perdagangan Maret 2021 masih akan mengalami surplus, meski lebih rendah dibandingkan surplus pada bulan Februari 2021 yang sebesar US$ 2,0 miliar. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, surplus neraca perdagangan diperkirakan akan berada di kisaran US$ 1,55 miliar. “Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan yang lebih rendah dari laju impor secara bulanan. Meski, memang nilai ekspor masih lebih besar daripada impor,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (13/4). 

Terperinci, ekspor bulanan diperkirakan akan meningkat 3,0% mom. Peningkatan ini dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas ekspor serta peningkatan volume permintaan produk ekspor. 

Baca Juga: Kebijakan pemerintah dinilai pro-impor, pelaku industri TPT protes

Seperti contohnya, harga crude palm oil (CPO) sepanjang bulan lalu yang tercatat naik 1,1% mom, sementara harga batubara tercatat naik 9,4% mom setelah pada bulan sebelumnya tergerus 0,1% mom. Selain itu, harga karet alam tercatat naik 3,8% mom. 

Dari sisi volume, diperkirakan peningkatan dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan aktivitas manufaktur global, meski memang indeks manufaktur China dan India terpantau menurun. 

Sementara laju impor bulanan diperkirakan akan meningkat 6,8% mom dipengaruhi oleh peningkatan impor non minyak dan gas (non migas) sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada bulan tersebut. 

Baca Juga: Pelaku industri TPT keluhkan kebijakan pemerintah yang condong pro-impor

Selain itu, impor migas juga diprediksi meningkat, seiring dengan kenaikan harga minyak mentah sekitar 5,6% mom. 

Sehingga secara keseluruhan, baik ekspor maupun impor sudah tercatat tumbuh positif. Nilai ekspor diperkirakan naik 11,77% yoy, sementara impor diperkirakan tumbuh 6,14% yoy. 

Selanjutnya: Kebutuhan daging sapi di Jakarta diprediksi naik 50% saat Ramadan dan Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×