kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.079   163,00   1,07%
  • IDX 7.772   -132,97   -1,68%
  • KOMPAS100 1.199   -8,62   -0,71%
  • LQ45 976   -3,76   -0,38%
  • ISSI 227   -2,29   -1,00%
  • IDX30 499   -1,25   -0,25%
  • IDXHIDIV20 601   -0,90   -0,15%
  • IDX80 137   -0,46   -0,34%
  • IDXV30 140   -0,41   -0,29%
  • IDXQ30 167   -0,04   -0,03%

Dorong bisnis remitansi, perbankan gandeng fintech


Senin, 28 Juni 2021 / 09:45 WIB
Dorong bisnis remitansi, perbankan gandeng fintech

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjamurnya fintech mulai menggarap bisnis layanan pengiriman uang antara negara atau remintansi rupanya bukan jadi kendala bagi perbankan. Hal itu justru akan jadi kesempatan bagi bank untuk melakukan kolaborasi guna memperluas jangkauan ke banyak negara. 

PT Bank Mandiri Tbk misalnya sudah bekerjasama dengan beberapa fintech saat ini untuk memperluas jangkauan bisnis remitansi. "Kolaborasi tersebut membantu perseroan menghadirkan layanan transaksi yang semakin mudah, murah, dan nyaman untuk di akses nasabah," kata Evi Dempowati, SVP Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Jumat (25/6). 

Bank Mandiri juga terus melakukan inovasi untuk mendorong bisnis remitansi ini. Perseroan telah memiliki  layanan open Application Programming Interfaces (API) gateway yang dapat digunakan partner bisnisnya untuk mempermudah akses ke layanan transaksi remitansi inbound (pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia). Layanan ini memungkinkan perseroan bisa kerjasama dengan lebih banyak mitra di luar negeri.

Baca Juga: Gandeng Shopee, BSI dorong UMKM go digital berbasis syariah

Saat ini, Bank Mandiri juga sedang melakukan pengembangan di Aplikasi Mobile Apps Livin' By Mandiri yang akan memiliki fitur transaksi outbound remittance. Itu diharapkan akan menghadirkan layanan remitansi yang lebih mudah, murah, dan nyaman.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bahkan sudah lama berkolaborasi dengan fintech untuk menciptakan peluang baru yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dalam era kenormalan baru,  BRI telah bekerjasama dengan counterpart yang memiliki platform digital dan juga bekerjasama dengan fintech.  

Aestika Oryzza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, aplikasi counterpart dan aplikasi fintech tersebut telah terintegrasi Host to Host dengan BRI dan dapat digunakan oleh pekerja migran untuk mengirimkan uang secara real time online walaupun negaranya terkena lockdown akibat covid-19.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan terus membangun kerja sama dengan bank koresponden untuk mendorong bisnis remitansi dan tidak menutup kemungkinan juga bakal bermitra dengan fintech. "Kami juga terus menggali peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia layanan remittance non bank, contohnya dalam layanan kiriman uang dari luar negeri," kata EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn.

Baca Juga: Transaksi digital meningkat, BCA berhasil menekan rasio BOPO

Sementara transaksi remitansi bank-bank ini terus meningkat. BRI hingga Mei 2021 masih berhasil mencatatkan pertumbuhan frekuensi dan nilai transaksi remitansi dari pekerja migran Indonesia di luar negeri masing-masing 12% YoY dan 8,5% YoY. 

Aaestikan bilang, jumlah transaksi tersebut sudah melampaui target yang ditetapkan perseroan. 

Pertumbuhan nilai dan frekuensi tersebut ditopang oleh ekspansi kerjasama yang dilakukan dengan counterpart pengiriman uang di negara dengan potensi PMI yang tinggi seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Korea Selatan, Jepang, KSA, UAE, Taiwan dan Hong-Kong. Hingga akhir tahun BRI optimis bisnis remitansi bakal melampaui target yang sudah ditetapkan

BCA juga masih mencatatkan pertumbuhan jumlah transaksi remitansi dimana pada kuartal I 2021 meningkat 40% YoY. Bank ini telah melengkapi channel remittance yang ada yaitu melalui cabang dan internet banking bisnis (KlikBCA Bisnis) dan pada Maret 2021 telah dirilis layanan remittance via internet banking individu (KlikBCA Individu).

Bank Mandiri mengalami penurunan transaksi remitansi retail sekitar 10% pada Mei 2021 dibandingkan dengan awal tahun 2020. Tren penurunan ini merupakan lanjutan dari penurunan transaksi akibat pandemi yang dimulai sejak Maret 2020. Namun, volume transaksinya sudah meningkat sekitar 15% YoY sehingga mendorong fee based income yang didapat tumbuh 10% YoY.

Pertumbuhan ini  didorong dari negara-negara dengan populasi PMI besar seperti Negara-negara timur tengah dan Malaysia, dimana kami proyeksikan akan terus tumbuh hingga akhir tahun, walaupun masih dibayangi oleh situasi pandemi yang belum selesai.

Selanjutnya: Cost of fund turun, BTN berhasil tekan BOPO pada awal tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

×