Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI028 kembali mencatat hasil gemilang. Pemerintah berhasil menyerap penuh penawaran dengan total nilai mencapai Rp 15 triliun.
Capaian tersebut menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap Surat Berharga Negara (SBN) ritel sebagai salah satu instrumen investasi yang dinilai aman, stabil, dan tetap menguntungkan.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai ada tiga faktor utama di balik tingginya permintaan terhadap ORI028.
“Kombinasi keamanan, kemudahan akses digital, dan imbal hasil yang menarik inilah yang menopang serapan penuh ORI028,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (23/10/2025).
Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pertama, karakter SBN yang tergolong aman karena dijamin oleh undang-undang dan dianggarkan dalam APBN.
Kedua, fitur kupon tetap bulanan yang bisa diperjualbelikan setelah masa penahanan minimum, memberikan fleksibilitas likuiditas bagi investor.
Baca Juga: Update Terbaru BLT Kesra Rp 900.000 24 Oktober 2025: Cair Lewat Bank Himbara & PT Pos
Ketiga, imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito bank BUMN.
Josua menjelaskan, tren penurunan suku bunga acuan juga memperkuat minat terhadap seri ini. Dengan kupon tetap, ORI028 menjadi lebih menarik dibandingkan instrumen baru yang kemungkinan akan menawarkan kupon lebih rendah di masa depan.
“Ketika suku bunga pasar turun, ORI028 yang lebih dahulu terbit menjadi relatif lebih tinggi kuponnya bagi pemegang,” jelasnya.
Setelah pajak, investor ORI028 menerima imbal hasil bersih sekitar 4,82% per tahun untuk tenor 3 tahun (ORI028T3) dan 5,09% per tahun untuk tenor 6 tahun (ORI028T6). Dengan potensi penurunan BI Rate lebih lanjut, peluang meraih capital gain di pasar sekunder masih terbuka lebar.
Baca Juga: BLT Kesra Rp 900.000 Cair Oktober–Desember! Cek Anda Termasuk Penerima atau Bukan
“Harga obligasi bergerak berlawanan dengan imbal hasil. Jadi, saat yield turun, harga naik. Karena tenor ORI028T6 lebih panjang, sensitivitas harganya terhadap penurunan suku bunga juga lebih besar,” paparnya.
Untuk memaksimalkan keuntungan, Josua menyarankan investor menahan ORI028 hingga jatuh tempo agar menikmati kupon stabil, atau menggunakan strategi inti-satelit dengan alokasi di ORI028T3 untuk kestabilan dan ORI028T6 untuk potensi capital gain.
Ia juga menekankan pentingnya reinvestasi kupon ke instrumen berbiaya rendah agar efek majemuk (compound effect) bisa optimal.
Selain itu, Josua menilai pasar sekunder tetap menarik bagi investor aktif yang siap memantau pergerakan yield.
“Pasar sekunder layak dilirik untuk peluang capital gain, tapi perlu disiplin menetapkan target keuntungan dan batas rugi,” ujarnya.
Ke depan, Josua memandang prospek SBN ritel masih positif. Ia memperkirakan minat terhadap seri berikutnya seperti Sukuk Tabungan (ST015) akan tetap tinggi karena profilnya yang saling melengkapi dengan ORI.
Tonton: Medco Energi Indonesia (MEDC) Lunasi Obligasi Senilai Rp 1,89 Triliun
“Seri ORI cocok untuk mengunci tingkat imbal hasil tetap dan potensi capital gain, sementara ST lebih sesuai bagi investor yang mencari fleksibilitas kupon,” kata Josua.
Dengan kombinasi karakteristik tersebut, Josua optimistis penyerapan SBN ritel akan tetap kuat, terutama jika ketidakpastian global berkurang dan imbal hasil acuan domestik terus menurun secara bertahap.
Selanjutnya: Punya Utang Iuran BPJS? Cek, Bisa Dihapus Hingga 24 Bulan ke Belakang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













