Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Google digugat atas kelalaiannya oleh keluarga seorang pria asal Carolina Utara yang meninggal setelah mengendarai mobilnya menuju sebuah jembatan yang ambruk saat mengikuti petunjuk arah yang diberikan oleh Google Maps.
Melansir Al Jazeera, Philip Paxton, seorang penjual alat kesehatan dan ayah dari dua orang anak, tewas tenggelam pada bulan September tahun lalu setelah mobil jip yang dikendarainya terjun dari jembatan yang telah putus sembilan tahun yang lalu.
Dalam gugatan yang diajukan pada hari Selasa, keluarganya mengklaim bahwa beberapa orang telah memberi tahu Google Maps tentang runtuhnya jembatan tersebut pada tahun-tahun sebelum kematian Paxson dan mendesak perusahaan untuk memperbarui informasi rutenya.
Apa yang terjadi pada hari itu?
Menurut gugatan tersebut, Paxton dan istrinya, Alicia, mengadakan pesta bertema kemah untuk putri mereka di rumah seorang teman di Hickory, sebuah daerah di North Carolina. Namun, Paxton belum pernah mengunjungi rumah tersebut sebelum hari itu dan tidak terbiasa dengan daerah tersebut.
Sementara istrinya pergi lebih dulu untuk bersiap-siap, Paxton begadang untuk membersihkan rumah dan pulang ke rumah sendirian. Kemudian dia diduga mengikuti Google Maps untuk melakukan perjalanan pulang ke rumah selama kurang lebih 10 menit, Paxton tidak mengetahui bahwa ada jembatan yang ambruk.
"Sekitar pukul 11 malam, di area jembatan yang gelap gulita dan tidak ada penerangan buatan, kendaraan Paxton melaju keluar dari tepi jembatan yang tidak dijaga dan jatuh sekitar dua puluh meter di bawahnya," demikian bunyi gugatan tersebut.
Baca Juga: Pendiri Google Resmi Cerai di Tengah Rumor Selingkuh Mantan Istri dengan Elon Musk
WBTV melaporkan, petugas pertolongan pertama menemukan jip pria berusia 47 tahun itu terbalik dan sebagian terendam di sungai.
Melansir AP, Patroli Negara Bagian Carolina Utara mengatakan jembatan itu tidak dikelola oleh pejabat lokal atau negara bagian, dan perusahaan pengembang aslinya telah dibubarkan. Gugatan tersebut menyebutkan beberapa perusahaan pengelola properti swasta yang diklaim bertanggung jawab atas jembatan dan tanah di sebelahnya.
Pengajuan pengadilan pada hari Selasa mencakup catatan email dari penduduk Hickory lainnya yang telah menggunakan fitur “sarankan edit” peta pada bulan September 2020 untuk memperingatkan perusahaan bahwa mereka mengarahkan pengemudi melewati jembatan yang runtuh.
Konfirmasi email pada bulan November 2020 dari Google mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menerima laporannya dan sedang meninjau perubahan yang disarankan, namun gugatan tersebut mengklaim bahwa Google tidak mengambil tindakan lebih lanjut.
Baca Juga: Intip 2 Cara Membuka Akses Google Drive lewat Browser dan Aplikasi
Jose Castaneda, juru bicara Google, mengungkapkan simpatinya kepada keluarga Paxton.
“Tujuan kami adalah memberikan informasi rute yang akurat di Maps dan kami sedang meninjau gugatan ini,” katanya kepada kantor berita The Associated Press.
Apakah Google Maps pernah mengecewakan pengguna sebelumnya?
Ya. Ini bukan pertama kalinya Google Maps dianggap bertanggung jawab atas penyesatan berbahaya yang dilakukan penggunanya.
Mengutip Al Jazeera, pada bulan lalu, seorang wanita berusia 20-an sedang mengemudi sendirian dari Alice Springs di Australia ke rodeo Harts Range pada larut malam ketika mengikuti Google Maps membuatnya terdampar di gurun Australia Tengah selama satu malam.
Setelah beberapa saat berkendara melintasi jalan tanah dan menyusuri pagar, mobilnya terjun ke dalam selokan.
Perawat tersebut kemudian menemukan bahwa Google Maps mengarahkannya ke Harts Ranges yang sebenarnya, bukan lokasi rodeo, lapor ABC News.
Pada tahun 2021, pasangan muda Oregon terjebak di salju setelah Google Maps mengarahkan mereka ke jalan yang tidak terawat.
Ketika mereka akhirnya mulai kembali, salju yang terlalu tebal di jalan membuat mobil mereka terjebak dan tidak bisa keluar.
Ketika sebuah truk derek dikirim untuk menyelamatkan mereka, tim darurat harus mengirim truk lain untuk membebaskan mereka dari musim dingin yang keras di negara bagian Northwest.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News