Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pembahasan perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan akan dibuka lagi. Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, pada hari Selasa (27/4) mengatakan, pihaknya telah siap untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara. Moon merasa waktunya sudah dekat bagi kedua Korea untuk menekankan pentingnya kesepakatan KTT bersejarah mereka tiga tahun sebelumnya.
Berbicara pada peringatan tiga tahun penandatanganan Deklarasi Panmunjom dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Presiden Moon berharap kedua Korea bisa mencapai kemakmuran bersama dan membangun perdamaian abadi.
"Waktunya semakin dekat, kita harus mengakhiri musyawarah panjang dan memulai kembali dialog, "katanya dalam rapat kabinet, seperti dikutip Yonhap.
Baca Juga: Paus Fransiskus kembali ungkapkan niatnya untuk mengunjungi Korea Utara
Deklarasi Panmunjom dinilai sebagai tonggak perdamaian kedua Korea yang tidak dapat dirusak oleh siapa pun. Moon menegaskan bahwa jalan perdamaian yang dibangun tidak dapat dibatalkan dalam keadaan apa pun.
"Perdamaian, untuk saat ini, belum lengkap. Kita harus bergerak menuju perdamaian permanen yang tidak dapat diubah berdasarkan Deklarasi Panmunjom," lanjut sang presiden.
Moon turut mengungkapkan harapan bahwa pembicaraan tatap muka dengan Presiden AS Joe Biden, yang dijadwalkan akan diadakan di Washington pada akhir Mei, bisa mengoordinasikan secara dekat kebijakan terkait Korea Utara.
Dia mengatakan bahwa pemerintahannya berencana untuk menemukan cara untuk memajukan proses perdamaian Korea atas dasar kerja sama yang kuat dengan pemerintahan Biden.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan: Trump bertele-tele dengan Korea Utara dan gagal!
Dialog antar-Korea dan pembicaraan denuklirisasi Washington-Pyongyang telah terhenti selama lebih dari dua tahun. Kebuntuan ini membuat kondisi Semenanjung Korea memanas kembali dalam dua tahun belakangan.
"Saya berharap pintu akan terbuka untuk memulihkan dialog dan kerja sama antara kedua Korea dan antara Korea Utara dan AS," ungkap Moon.
Inter-Korean Summit 2018 berhasil mempertemukan secara langsung Moon Jae In dan Kim Jong Un dalam sebuah kesempatan yang sangat langka.
Agenda utama dalam pertemuan tinggi kedua negara saudara tersebut adalah denuklirisasi, pembentukan perdamaian dan peningkatan hubungan antar-Korea untuk keuntungan bersama.
Inter-Korean Summit 2018 menjadi momen yang cukup ikonik mengingat pertemuan sejenis dilaksanakan pada tahun 2007. Moon Jae In mungkin melihat level kegentingan yang tinggi sehingga berharap bisa mengadakan KTT serupa sesegera mungkin.
Selanjutnya: Militer AS: Korea Utara tetap jadi tantangan keamanan bagi Amerika Serikat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News