kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di tahun ini, para pengembang pilih fokus memasarkan rumah tapak


Kamis, 07 Januari 2021 / 08:05 WIB
Di tahun ini, para pengembang pilih fokus memasarkan rumah tapak

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang optimis tahun 2021 permintaan akan mulai membaik. Terlebih dengan adanya berbagai katalis positif yang dinilai mampu mendorong permintaan. Pengembang juga kian fokus pada memasarkan segmen rumah tapak yang menjadi segmen properti paling bergairah.

Menurut Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono ada beberapa katalis positif yang dapat mendorong permintaan. Menurutnya, beberapa katalis positif tersebut dari pelaksanaan vaksin, omnibus law, mata uang yang stabil dan bunga pinjaman KPR yang relatif rendah dan fix lebih panjang.

Selain itu, juga kepemilikan asing dari omnibus law yang bisa diimplementasikan. "Jadi, kami positif akan membaik di 2021," ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (6/1).

Baca Juga: Kawasan industri menjadi sektor yang paling prospektif bangkit pada 2021

Berangkat dari optimisme tersebut, Archied menilai harga jual akan meningkat. Hanya saja, masih terbatas tergantung proyek yang menarik bagi konsumen.

Menurutnya, potensi peningkatan harga bisa lebih dari 10% jika permintaan memang betul-betul membaik. "Seharusnya bisa lebih, tapi range kenaikan 5%-10% lebih realistis untuk target," lanjutnya.

Sepanjang 2021, emiten berkode saham DILD di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan mengandalkan proyek-proyek rumah tapak dan kawasan industrinya. Selain itu, pihaknya juga akan terus berupaya memasarkan stok high rise yang merupakan salah satu kontributor pendapatan. Dari sana, DILD membidik marketing sales Rp 2 triliun di 2021 atau naik dari target 2020 sebesar Rp 1 triliun.

Sementara untuk proyek baru, pihaknya akan fokus di rumah tapak dengan meluncurkan klaster-klaster baru. Sayang, Archied belum membeberkan berapa banyak klaster yang akan diluncurkan tahun ini. "Klaster baru di Talaga Bestari, Magnolia dan Graha Natura, serta di Serenia Hills," sebutnya.

Baca Juga: Lini bisnis properti perkantoran masih berat pada tahun 2021

Sementara, Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo menambahkan, untuk semester I-2021 pihaknya menilai masih akan serupa dengan semester II-2020. "Saya rasa situasinya masih mirip, tetapi kami berharap katalis dari vaksin sehingga kondisi bisa lebih normal di semester II-2020," ujarnya.

Perusahaan sendiri, masih akan fokus mengandalkan landed house atawa rumah tapak. Untuk itu, emiten berkode saham MTLA ini telah menyiapkan beberapa agenda di tahun depan yakni, peluncuran tahap kedua Wisteria yang merupakan joint operation Metropolitan Land dengan Keppel Land.

Selain itu, pihaknya akan melanjutkan proyek berjalan dan menyelesaikan proyek Hotel Horison Kertajati di pertengahan tahun depan agar bisa operasional saat Bandara Kertajati beroperasi penuh.

Untuk memenuhi rencana tersebut, MTLA ini menyiapkan belanja modal sebesar Rp 550 miliar. Adapun, dari dana tersebut sebesar Rp 205 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan. Selanjutnya, Rp 190 miliar untuk pembangunan infrastruktur, dan sisanya untuk penyelesaian proyek baru seperti Hotel Kertajati dan Royal Venya Ubud.

Berdasarkan Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto rumah tapak akan menjadi segmen yang paling bergairah di 2021 setelah kawasan industri. Menurutnya, hal tersebut lantaran rumah merupakan kebutuhan pokok.

Baca Juga: Progres proyek DMS Propertindo (KOTA) di Bandung Selatan capai 20%

"Dibandingkan dengan apartemen, rumah tapak ini permintaan masih cukup tinggi, terutama orang yang ingin mencari tempat tinggal (end user) bukan untuk investasi,” katanya.

Ia mengaku jika tidak memiliki data terkait perkembangan rumah tapak. Hanya saja, ia memperkirakan pemicu dari rumah tapak dari didorong kemudahan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sekedar mengingatkan, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan rasio suku bunga hingga di bawah 4%.

Adapun harga hunian yang saat ini masih menjadi favorit adalah diantara Rp 500 jutaan hingga Rp 2 miliar. Sementara, untuk harga di atas Rp 2 miliar masih tergantung sikap investor.

Selanjutnya: Tahun 2022, Waskita (WSKT) akan antar Waskita Karya Realty IPO di BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×