Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, pihaknya akan melanjutkan proyek berjalan dan menyelesaikan proyek Hotel Horison Kertajati di pertengahan tahun depan agar bisa operasional saat Bandara Kertajati beroperasi penuh.
Untuk memenuhi rencana tersebut, MTLA ini menyiapkan belanja modal sebesar Rp 550 miliar. Adapun, dari dana tersebut sebesar Rp 205 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan. Selanjutnya, Rp 190 miliar untuk pembangunan infrastruktur, dan sisanya untuk penyelesaian proyek baru seperti Hotel Kertajati dan Royal Venya Ubud.
Berdasarkan Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto rumah tapak akan menjadi segmen yang paling bergairah di 2021 setelah kawasan industri. Menurutnya, hal tersebut lantaran rumah merupakan kebutuhan pokok.
Baca Juga: Progres proyek DMS Propertindo (KOTA) di Bandung Selatan capai 20%
"Dibandingkan dengan apartemen, rumah tapak ini permintaan masih cukup tinggi, terutama orang yang ingin mencari tempat tinggal (end user) bukan untuk investasi,” katanya.
Ia mengaku jika tidak memiliki data terkait perkembangan rumah tapak. Hanya saja, ia memperkirakan pemicu dari rumah tapak dari didorong kemudahan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sekedar mengingatkan, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan rasio suku bunga hingga di bawah 4%.
Adapun harga hunian yang saat ini masih menjadi favorit adalah diantara Rp 500 jutaan hingga Rp 2 miliar. Sementara, untuk harga di atas Rp 2 miliar masih tergantung sikap investor.
Selanjutnya: Tahun 2022, Waskita (WSKT) akan antar Waskita Karya Realty IPO di BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News