Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Senior Investment Analyst Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai, potensi perbankan Indonesia menyaingi market cap kawasan Asia masih terbuka lebar ya. Hal ini didukung oleh kondisi keuangan dan profitabilitas yang baik.
Selain itu, perbankan di Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar. Ia yakin perbankan di tanah air mampu terus menarik minat investor sehingga market cap dan valuasi juga bisa terus naik.
“Hanya saja untuk beberapa bank terbesar kalau mau mengalami lonjakan yang gila-gilaan sudah lebih susah. Karena sizenya sendiri yang besar, namun untuk bisa terus bertumbuh potensinya besar,” jelasnya kepada Kontan.co.id.
Lanjutnya, bahkan saat krisis ekonomi akibat pandemi, perbankan merupakan salah satu sektor yang mampu mencatatkan perbaikan laba. Namun, ia mencermati bank besar harus mampu mengoptimalkan digitalisasi dan beradaptasi dalam lanskap dan ekspektasi nasabah dan investor yang baru, yang sudah berbeda dibandingkan 5 tahun lalu.
“Kalau manfaat saya liat lebih ke pembobotan pada indeks acuan global. Apabila bobot pada indeks acuan global makin besar, otomatis fund asing akan menempatkan dana lebih besar juga sehingga harga saham juga menguat,” tambahnya.
Artinya, aliran dana asing akan makin gencar masuk ke dalam negeri melalui pasar modal. Tentunya ini akan memberikan efek berganda bagi perekonomian.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Putuskan 3% Kredit Restrukturisasi Covid-19 Sebagai Kredit Macet
Adapun Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyatakan peluang kenaikan kapitalisasi pasar bank-bank di Indonesia masih terbuka lebar. Lantaran net interest income (NIM) perbankan Indonesia masih menjadi salah satu tertinggi di dunia.
“Ini mencerminkan betapa bisnis perbankan di Indonesia lebih gurih daripada micin. Sehingga investor asing bondong-bondong ke Indonesia, ini menjadi katalis yang besar. Namun, walaupun NIMnya juga tidak boleh terlalu tinggi, karena bisa menyulitkan penyaluran kredit,” paparnya.
Ia yakin dalam kurung waktu satu hingga tiga tahun mendatang nilai kapitalisasi pasar perbankan akan jauh lebih besar dari saat ini. Seiring dengan pulihnya perekonomian dan terkendalinya Covid-19.
Guna memperbesar kapitalisasi pasarnya, maka perbankan harus meningkatkan kinerja perusahaan yang tecermin dari fundamentalnya. Terlebih, bisnis perbankan tidak peduli terhadap perekonomian lantaran tetap tokcer.
Selain angka kinerja di atas kertas, market cap suatu emiten juga dipengaruhi oleh harga sama beserta jumlah saham yang beredar. Sehingga, emiten harus memperhatikan hal ini guna mendorong peningkatan nilai pasarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News