kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China ke Filipina: Diplomasi megafon tidak bisa ubah fakta, hanya bisa merusak


Rabu, 05 Mei 2021 / 04:05 WIB
China ke Filipina: Diplomasi megafon tidak bisa ubah fakta, hanya bisa merusak

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mendesak Filipina pada Selasa (4/5) untuk mematuhi "etiket dasar" dan menghindari diplomasi megafon.

Desakan China itu setelah Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menggunakan Twitter bertabur pesan sumpah serapah untuk menuntut kapal-kapal Tiongkok meninggalkan Zona Ekonomi Eksklusif negara Asia Tenggara itu.

Kementerian Luar Negeri China mendesak Filipina untuk menghormati kedaulatan dan yurisdiksi Tiongkok serta berhenti mengambil tindakan yang memperumit situasi.

"Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa diplomasi megafon tidak bisa mengubah fakta, tetapi hanya dapat merusak rasa saling percaya," kata Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: China menekan, Duterte tetap tidak akan tarik kapal perang dari Laut China Selatan

"Diharapkan orang-orang terkait di Filipina akan mematuhi tata krama dasar dan posisi mereka saat memberikan pernyataan," sebut Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip Reuters.

Locsin meminta maaf

Kementerian Luar Negeri China mengutip komentar Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang menyebutkan, perbedaan antara negara pada masalah individu seharusnya tidak memengaruhi persahabatan dan kerjasama.

"China selalu bekerja, dan akan terus bekerja dengan Filipina, untuk menyelesaikan perbedaan dengan baik dan memajukan kerjasama melalui konsultasi persahabatan," ujar Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: Bikin Laut China Selatan tegang, Uni Eropa panggil perwakilan China

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan. Pada 2016, pengadilan arbitrase di Den Haag, Belanda, memutuskan  klaim China tidak sesuai dengan hukum internasional.

"Saya tidak akan memohon provokasi terakhir sebagai alasan untuk kehilangannya. Tetapi, jika Wang Yi mengikuti Twitter, maka saya minta maaf karena telah menyakiti perasaannya," kata Locsin di Twitter pada Selasa

Wang Yi adalah Menteri Luar Negeri China.

Duterte telah mengingatkan para pejabatnya bahwa tidak ada ruang untuk mengutuk dalam masalah diplomasi. "Hanya Presiden yang bisa mengumpat," kata Harry Roque, juru bicara Duterte, pada konferensi pers Selasa.

Selanjutnya: Kapal Tiongkok masih di Whitsun Reef, Filipina panggil duta besar China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×