Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Kamis (23/7/2021), China menolak mentah-mentah rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penyelidikan tahap kedua tentang asal usul virus corona. Penyelidikan ini mencakup hipotesis bahwa virus tersebut bisa lolos dari laboratorium China.
Melansir Reuters, WHO pada bulan ini mengusulkan studi fase kedua tentang asal usul virus corona di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan. WHO juga menyerukan transparansi dari pihak berwenang.
"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Zeng Yixin, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC), kepada wartawan.
Zeng mengatakan dia terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium Tiongkok telah menyebabkan virus bocor selama penelitian.
Baca Juga: WHO: China hambat penyelidikan asal usul Covid-19
Direktur Jenderal WHO sebelumnya mengatakan pada Juli bahwa penyelidikan asal-usul pandemi Covid-19 di China terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran di sana.
Zeng menegaskan kembali posisi China bahwa beberapa data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena masalah privasi.
"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus COVID-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," kata Zeng seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Varian Delta jadi penyebab lebih dari 80% kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat
China menentang politisasi penelitian ini, tambahnya.
Asal usul virus masih diperdebatkan di antara para ahli.
Kasus corona pertama diketahui muncul di kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019. Virus itu diyakini telah melompat ke manusia dari hewan yang dijual untuk makanan di pasar kota.
Pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden memerintahkan para pembantunya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang asal usulnya, dengan mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS sedang mengejar teori saingan, termasuk kemungkinan kebocoran laboratorium di China.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintahan Biden "sangat kecewa" dengan keputusan China dan mengatakan kepada wartawan bahwa "posisi mereka tidak bertanggung jawab dan, sejujurnya, berbahaya."
Baca Juga: WHO: China harus sediakan data mentah tentang asal mula pandemi
Zeng, bersama dengan pejabat lain dan pakar China pada konferensi pers, mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal usul corona di luar China ke negara lain.
"Kami percaya kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin dan tidak perlu menginvestasikan lebih banyak energi dan upaya dalam hal ini," kata Liang Wannian, pemimpin tim China di tim ahli gabungan WHO. Lebih banyak penelitian hewan harus dilakukan, khususnya di negara-negara dengan populasi kelelawar, katanya.
Namun, Liang mengatakan hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya tetapi menyarankan bahwa jika bukti diperlukan, negara lain dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka.
Baca Juga: Pasien nol corona Italia diburu, diduga terinfkesi sebelum kasis Wuhan
Salah satu bagian penting dari teori kebocoran laboratorium berpusat pada keputusan Institut Virologi Wuhan (WIV) untuk menonaktifkan urutan gen dan basis data sampelnya pada tahun 2019.
Ketika ditanya tentang keputusan ini, Yuan Zhiming, profesor di WIV dan direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional, mengatakan kepada wartawan bahwa saat ini database hanya dibagikan secara internal karena kekhawatiran serangan dunia maya.
Selanjutnya: WHO buka lagi kemungkinan kebocoran laboratorium di Wuhan memicu wabah corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News