Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Jika China dapat menangkap hanya 15 persen pasar di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, itu akan menghasilkan penjualan sekitar 2,8 miliar dollar AS (Rp 39,5 triliun), menurut perkiraan Essence Securities, sebuah perusahaan pialang yang berbasis di Hong Kong.
"Setiap orang berteriak-teriak meminta vaksin dan Beijing berada dalam posisi yang baik untuk menangkap kesempatan emas," kata seorang analis di perusahaan itu, yang menolak disebutkan namanya.
Penggerak inokulasi global juga membutuhkan fasilitas penyimpanan dan rantai dingin untuk mengangkut dosis vaksin virus corona. Kirk Lancaster dari CFR mengatakan bahwa proyek-proyek semacam itu cocok dengan dorongan infrastruktur Xi senilai 1 triliun dollar AS (Rp 14,1 kuadriliun), yang merupakan bentuk Belt and Road Initiative, yang sebaliknya terpukul karena pandemi.
Raksasa e-commerce Alibaba telah membangun gudang di Ethiopia dan Dubai yang akan berfungsi sebagai pusat distribusi vaksin virus corona untuk Afrika dan Timur Tengah. Beijing sedang membangun fasilitas produksi vaksin di negara-negara seperti Brasil, Maroko, dan Indonesia yang telah berpartisipasi dalam uji coba global oleh pembuat obat China.
China juga telah menjanjikan pinjaman 1 miliar dollar AS (Rp 14,1 triliun) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk mendanai pengadaan. Perusahaan China akan dapat mendukung infrastruktur ini lebih jauh, "Semua upaya ini, yang dicap sebagai 'Jalur Sutra Kesehatan', membantu China memulihkan reputasi nasionalnya sambil membuka pasar baru bagi perusahaannya," kata Lancaster seperti yang dikutip dari AFP.
Baca juga: Katalog promo KJSM Hari Hari Swalayan 10 Desember, melimpah tawaran gratis 1 produk