kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRICS Sepakat Menerima 6 Negara Sebagai Anggota Baru, Siapa Saja?


Jumat, 25 Agustus 2023 / 10:23 WIB
BRICS Sepakat Menerima 6 Negara Sebagai Anggota Baru, Siapa Saja?
ILUSTRASI. BRICS sepakat untuk menerima Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab sebagai anggota barunya. REUTERS/James Oatway

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Rusia dan Iran mempunyai tujuan yang sama dalam perjuangan bersama melawan sanksi dan isolasi diplomatik yang dipimpin AS, dan hubungan ekonomi mereka semakin erat setelah invasi Moskow ke Ukraina.

“BRICS tidak bersaing dengan siapa pun,” kata Vladimir Putin dari Rusia, yang menghadiri KTT tersebut dari jarak jauh karena adanya surat perintah internasional atas dugaan kejahatan perang, pada hari Kamis.

Dia juga menegaskan, “Tetapi jelas juga bahwa proses munculnya tatanan dunia baru ini masih mempunyai lawan yang sengit.”

Presiden Iran Ebrahim Raisi merayakan undangan BRICS dari negaranya dengan mengecam Washington, dengan mengatakan di jaringan televisi Iran Al Alam bahwa perluasan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan unilateral sedang menuju kehancuran.

Beijing dekat dengan Ethiopia dan masuknya negara ini juga menunjukkan keinginan Afrika Selatan untuk memperkuat suara Afrika dalam urusan global.

Ambisi tinggi

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menghadiri pengumuman perluasan pada hari Kamis, yang mencerminkan semakin besarnya pengaruh blok tersebut. Ia menggemakan seruan lama BRICS untuk melakukan reformasi pada Dewan Keamanan PBB, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

“Struktur tata kelola global saat ini mencerminkan dunia di masa lalu,” katanya. “Agar lembaga-lembaga multilateral tetap benar-benar universal, mereka harus melakukan reformasi untuk mencerminkan kekuatan dan realitas ekonomi saat ini.”

Baca Juga: Menimbang Untung Rugi Mendekati BRICS

Negara-negara BRICS memiliki perekonomian dengan skala yang sangat berbeda dan pemerintahan yang mempunyai tujuan kebijakan luar negeri yang seringkali berbeda, sehingga menjadi faktor yang mempersulit model pengambilan keputusan konsensus di blok tersebut.

Meskipun negara ini merupakan rumah bagi 40% populasi dunia dan seperempat produk domestik bruto global, perpecahan internal telah lama menghambat ambisi BRICS untuk menjadi pemain utama di panggung dunia.

Negara ini telah lama dikritik karena gagal memenuhi ambisi besarnya.

Keinginan berulang kali dari negara-negara anggotanya untuk melepaskan diri dari dolar, misalnya, tidak pernah terwujud. Dan pencapaian paling konkritnya, Bank Pembangunan Baru, kini berjuang menghadapi sanksi terhadap pemegang saham pendirinya, Rusia.

Bahkan ketika para pemimpin BRICS minggu ini mempertimbangkan untuk memperluas kelompok tersebut, perpecahan muncul mengenai seberapa banyak dan seberapa cepat.

Baca Juga: Hadiri KTT BRICS, Jokowi Tegaskan Hak Negara Berkembang Perlu Diperjuangkan Bersama



TERBARU

×