kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis remitansi terdampak pandemi Covid-19


Senin, 16 Agustus 2021 / 09:30 WIB
Bisnis remitansi terdampak pandemi Covid-19

Reporter: Amanda Christabel | Editor: Handoyo .

“Pencapaian ini tidak lepas dari upaya meningkatkan layanan remitansi bagi nasabah. Melengkapi channel remitansi yang ada yaitu melalui cabang dan internet banking bisnis (KlikBCA Bisnis). Pada Maret 2021, kami meluncurkan layanan remitansi via internet banking individu (KlikBCA Individu) untuk kemudahan para nasabah individu,” urainya kepada KONTAN (13/8).

Rencana ke depannya, bank berkode emiten BBCA ini akan terus membangun kerjasama erat dengan bank koresponden, dan tidak menutup kemungkinan akan berkolaborasi dengan fintech untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi untuk nasabah. “Kami juga terus menggali peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia layanan remittance nonbank, contohnya dalam layanan kiriman uang dari luar negeri,” tambah Hera.

Hera menjelaskan, dengan didukung jaringan bank koresponden yang luas, BCA menawarkan layanan multicurrency yang memungkinkan nasabah mengirimkan uang dengan pilihan lebih dari 100 mata uang asing.

Berbeda dari yang lain, pandemi Covid-19 rupanya tidak mengendorkan bisnis remitansi di PT Bank Rakyat Indonesia. Bank bersandi bursa BBRI ini mencatatkan sampai dengan Juli 2021, nilai remitansi dari PMI di luar negeri mengalami kenaikan sebesar 5,4% secara year on year (yoy).

“Sedangkan jumlah frekuensi transaksi mengalami kenaikan 6,2% yoy. Berdasarkan data tersebut, untuk nilai remitansi dan frekuensi transaksi masih on the track terhadap target yang telah ditetapkan,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN, Kamis (12/8).

 

Aestika menjelaskan, pertumbuhan nilai dan frekuensi tersebut ditopang oleh BRI yang terus melakukan ekspansi kerjasama dengan counterpart pengiriman uang di negara dengan potensi PMI yang tinggi seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Korea Selatan, Jepang, KSA, UAE, Taiwan dan Hong Kong.

Dengan capaian tersebut, BRI menargetkan bisnis remitansi pada tahun 2021 akan tumbuh masing-masing 5% yoy, baik untuk volume maupun frekuensi transaksi remitansi. “Untuk meningkatkan pendapatan dari bisnis remitansi, BRI berkolaborasi dengan counterpart remitansi, fintech, dan key player dalam bisnis ini seperti Western Union dan Moneygram,” ujar Aestika.

Dirinya bilang, strategi tersebut dilakukan untuk menciptakan peluang baru yang saling menguntungkan. “Aplikasi counterpart dan aplikasi fintech tersebut telah terintegrasi host to host dengan BRI dan dapat digunakan oleh pekerja migran untuk mengirimkan uang secara real time online. Walaupun negaranya terkena dampak lockdown akibat Covid-19, transaksi remitansi masih bisa dilakukan,” tutupnya.

Selanjutnya: Efek pandemi, transaksi remitansi ritel Bank Mandiri turun sekitar 5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×