Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Itama Ranoraya mendapatkan order untuk pengadaan jarum suntik Auto Disable Syringe (ADS) dari pemerintah. Pada tanggal 27 November 2020 IRRA telah melakukan penandatanganan kontrak Sales and Purchase Agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS.
“Pada 27 November 2020, kami telah melakukan penandatanganan berupa penyediaan 111 juta pieces jarum suntik ADS berukuran 0,5 ml dengan Kementerian Kesehatan. Dan pengadaan tersebut untuk persiapan program vaksin Covid-19 Pemerintah," kata Direktur Utama Itama Ranoraya, Heru Firdausi Syarif, Minggu (29/11).
Direktur Pemasaran dan Penjualan IRRA Hendry Herman mengungkapkan, saat ini penggunaan jarum suntik ADS di Indonesia masih berkisar 20% dan 80% masih berupa syringe konvensional. Adapun di pasar ADS IRRA memiliki market share mencapai 70%. Dengan adanya program WHO tersebut menjadi pertumbuhan bagi produk ADS tidak hanya di Indonesia namun global.
Baca Juga: Elang Mahkota Teknologi (EMTK) resmi akuisisi saham Sarana Meditama Metropolitan
“Jadi sebelum adanya pandemi Covid-19, kami meyakini permintaan jarum suntik ADS akan terus meningkat dengan adanya program WHO tersebut. Dan tahun ini terjadi Pandemi Covid-19, yang diikuti program vaksin Covid-19 secara global termasuk Indonesia, sehingga pemakaian jarum suntik untuk tahun depan akan meningkat atau terjadi windfall untuk permintaan jarum suntik vaksin Covid-19," kata Hendry.
Maka dari itu, Hendry menegaskan, perlu percepatan produksi untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut.
Sebagai informasi, pada semester I 2021 produksi Oneject dapat mencapai 600 juta pieces jarum suntik/tahun dan pada akhir semester II produksi dapat mencapai 1,2 miliar/tahun. Target tersebut jauh lebih cepat dibandingkan rencana semula dimana kapasitas 1,2 miliar/tahun baru akan di capai di tahun 2024.
Direktur Itama Ranoraya, Pratoto Raharjo menjelaskan tahun depan, belanja kesehatan khususnya pemerintah akan meningkat signifikan dari program pengadaan vaksin Covid-19. "Tentu ini akan berimbas bagi IRRA, jadi tahun depan selain dari pertumbuhan permintaan dari organik juga ada tambahan anorganik (windfall). Jadi kami yakin pertumbuhannya bisa di atas pertumbuhan tahun ini," kata Pratoto.
Selanjutnya: Kinerja loyo, laba bersih Aneka Gas Industri (AGII) anjlok 59%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News