kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis Communication Cable (CCSI) diklaim berhasil rebound di akhir tahun 2020


Senin, 08 Maret 2021 / 04:15 WIB
Bisnis Communication Cable (CCSI) diklaim berhasil rebound di akhir tahun 2020

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

Senada, pengeluaran CCSI pada beberapa pos beban ikut turun. Beban pokok pendapatan misalnya, tercatat turun 31,74% yoy menjadi Rp 132,33 miliar di sembilan bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, beban pokok pendapatan CCSI mencapai Rp 193,87 miliar pada periode sama tahun lalu.

Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Tercatat, beban penjualan CCSI turun 31,97%yoy dari Rp 4,38 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 2,98 miliar pada Januari-September 2020.

Sementara itu, beban umum dan administrasi perusahaan turun 8,56% yoy dari Rp 20,06 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 18,34 miliar di Januari-September 2020.

Baca Juga: Hanson Internasional (MYRX) resmi berdamai dengan kreditur

Dengan demikian, CCSI mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 14,71 miliar atau turun 64,65% dibanding laba bersih tahun berjalan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 41,64 miliar.

Secara year to date periode kuartal III 2020, total aset CCSI tercatat sebesar Rp 452,26 miliar. Angka tersebut terdiri atas total ekuitas sebesar Rp 329,09 miliar dan total liabilitas sebesar Rp 123,17 miliar.

Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir tahun perusahaan tercatat sebesar Rp 60,37 miliar per 30 September 2020. Angka ini turun 24,39% dibanding kas dan setara kas pada awal tahun perusahaan yang mencapai Rp 79,85 miliar.

Mario melanjutkan, tahun ini belum memiliki proyek spesifik yang menjadi andalan Perseroan. Adapun besaran capex yang akan digunakan juga masih dalam tahap penggodokan hingga saat ini.

Baca Juga: Punya liabilitas jangka pendek US$ 4,69 miliar, simak rencana Garuda Indonesia (GIAA)

Pihaknya menyampaikan kesiapan data akan dibuka saat paparan publik mendatang. "Namun demikian, kami cukup optimis bisnis 2021 akan pulih karena kebutuhan jaringan telekomunikasi masih terus berkembang sebagai implikasi dari kebutuhan bandwidth untuk mendukung kegiatan kerja di rumah (WFH) dan sekolah di rumah (SFH)," tutup Mario.

Selanjutnya: Pendapatan naik, kerugian Smartfren Telecom (FREN) susut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×