kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.665   0,00   0,00%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Bisa Tembus 5,4%, Cek Faktor Pendorongnya


Senin, 27 Oktober 2025 / 04:30 WIB
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Bisa Tembus 5,4%, Cek Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 akan berada sedikit di atas titik tengah kisaran proyeksi, yaitu 4,6 hingga 5,4%. KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 akan berada sedikit di atas titik tengah kisaran proyeksi, yaitu 4,6 hingga 5,4%. 

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya mengatakan, optimisme ini didasari pada penguatan kinerja ekonomi di paruh kedua tahun ini yang dipicu oleh ekspor dan belanja pemerintah. 

"Untuk keseluruhan tahun 2025, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan sedikit di atas titik tengah kisaran proyeksi kami, yaitu 4,6 hingga 5,4 persen," ujarnya saat pelatihan wartawan di Bukittinggi, Padang, dikutip Minggu (26/10/2025). 

Menurut Juli, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III 2025 diperkirakan didorong oleh dua faktor utama, yakni ekspor dan belanja pemerintah. 

Ia menuturkan, ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti kelapa sawit dan besi baja masih tumbuh tinggi, terutama ke pasar India dan China. 

Hal ini akan memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025. 

"Ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan III,” kata Juli. 

Baca Juga: 4 Kelompok Peserta Ini Dapat Pemutihan BPJS Kesehatan, Begini Syarat dan Caranya!

Selain ekspor, belanja pemerintah juga dinilai berkontribusi besar terhadap penguatan permintaan domestik. Sejumlah program pembangunan infrastruktur dan proyek strategis disebut terus bergulir dan memberi efek pengganda bagi kegiatan ekonomi di daerah. 

"Belanja pemerintah juga memberikan kontribusi terhadap penguatan permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi di kuartal III," ucapnya. 

Dengan kondisi tersebut, BI memproyeksikan kinerja ekonomi pada semester II 2025 akan lebih baik dibandingkan semester I. 

Dorongan tersebut datang dari berbagai kebijakan pemerintah dan stimulus moneter yang sudah ditempuh otoritas. 

Dari sisi fiskal, pemerintah telah menggulirkan sejumlah proyek prioritas, baik di bidang infrastruktur maupun energi. 

Selain itu, paket kebijakan ekonomi yang baru dan tambahan bantuan sosial yang akan disalurkan pada Kuartal IV diyakini turut memperkuat konsumsi masyarakat. 

Sementara dari sisi moneter, kebijakan suku bunga dan likuiditas yang lebih longgar diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan. 

BI menilai kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi akan memperkuat daya tahan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global. 

"Dari sisi BI, dorongan datang dari kebijakan yang telah diambil sebelumnya, baik kebijakan suku bunga maupun kebijakan likuiditas, yang diharapkan dapat mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi lagi di Semester II," ungkapnya. 

Dengan berbagai faktor pendorong tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun ini akan meningkat dan semakin meningkat pada 2026. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2025 dan Kuartal II-2025 masing-masing tercatat sebesar 4,87% dan 5,12%. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, pertumbuhan ekonomi pada Semester I 2025 sempat melambat. 

Hal ini tercermin dari realisasi investasi di Kuartal III 2025 yang mencapai Rp 491,4 triliun. Sebab meski pada periode itu realisasi investasi tercatat naik 13,9% dibandingkan Kuartal III 2024, namun pertumbuhannya mengalami perlambatan jika dibandingkan laju pertumbuhan Kuartal III 2024 yang mencapai 15,29%. 

"Karena ekonominya melambat, pasti investasinya melambat kan waktu Semester I dari bulan pertama sampai Agustus. Awal September kali ya ini kan mulai dibalik pelan-pelan. Nanti kalau udah mulai aktif lagi ekonominya mulai hidup lagi," ujar Purbaya di Kantornya, Jakarta, Jumat (17/10/2025). 

Kendati demikian, Purbaya optimistis kebijakan yang telah diterapkan sejak dirinya menjabat jadi Bendahara Negara dapat mengembalikan arah penguatan ekonomi pada Semester II 2025. 

Tonton: BREAKING NEWS! Bank Indonesia Membuat Keputusan Mengejutkan, BI Rate Turun

Uang negara sebanyak Rp 200 triliun yang ditempatkan ke bank dalam bentuk deposito akan digunakan perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor produktif dan konsumtif. 

Dengan demikian, daya beli sektor usaha maupun individu dapat terstimulus sehingga kebijakan diklaim dapat menggerakkan aktivitas ekonomi. 

"Ini kan saya baru sebulan di sini, sebulan lebih sedikit ya, ekonomi baru dibalik arahnya. Sudah mulai terlihat ekonominya, cuma kalau Anda expect dampak dalam waktu sebulan enggak akan kelihatan mungkin atau belum kelihatan banget," ucapnya.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Bisa Tembus 5,4 Persen, Apa Pendorongnya?"

Selanjutnya: Aksi Trump di Kuala Lumpur: Hapus Tarif, Amankan Rare Earths dari 4 Negara ASEAN

Menarik Dibaca: Cara Merekam Rapat Zoom Meeting Jika Anda Bukan Host, Ikuti Panduan Berikut!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×