kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Berkuasa Sejak 1999, Bagaimana Prediksi Nasib Vladimir Putin Setelah Perang Ukraina?


Minggu, 19 Februari 2023 / 11:15 WIB
Berkuasa Sejak 1999, Bagaimana Prediksi Nasib Vladimir Putin Setelah Perang Ukraina?

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Lebih lanjut, pejabat barat itu mengatakan Putin telah berada dalam lanskap politik yang jauh lebih mapan setahun yang lalu sebelum dia melancarkan perang, tetapi sekarang nasibnya menjadi tidak pasti. Namun, kata pejabat itu, sulit melihat Putin kalah dalam pemilihan presiden berikutnya pada 2024.

Pejabat itu lebih lanjut menambahkan bahwa meski banyak yang percaya pada saat perubahan konstitusional pada tahun 2020 Putin akan tetap berkuasa hingga tahun 2030-an, hal itu sekarang tampaknya tidak mungkin terjadi.

"Pada saat itu, penilaian saya sendiri adalah bahwa ada kepemimpinan politik yang akan kita miliki untuk dekade berikutnya," kata pejabat tersebut. 

Dia menambahkan, "Saya pikir sekarang kurang pasti, tapi saya tidak mengatakan bahwa perubahan akan terjadi dalam waktu dekat." 

Pejabat itu juga bilang bahwa waktu perubahan apa pun tidak mungkin diprediksi.

Baca Juga: Eks PM Israel Naftali Bennett: Vladimir Putin Tidak Akan Membunuh Volodymyr Zelensky

Pada Mei 2022, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan kudeta untuk menyingkirkan Vladimir Putin sudah berlangsung di Rusia. 

Dia mengatakan bahwa kekalahan Rusia di Ukraina akan menyebabkan tersingkirnya Putin. 

“Ini pada akhirnya akan mengarah pada perubahan kepemimpinan di Federasi Rusia. Proses ini telah diluncurkan dan mereka bergerak ke arah itu,” kata perwira tinggi militer Ukraina itu saat berbicara dengan Sky News.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×