Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Semburan air meluap melalui lubang besar di bendungan yang terletak di Sungai Dnipro, yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina di Ukraina Selatan, pada hari Selasa. Hal ini mengakibatkan banjir di zona perang dan memaksa penduduk desa untuk mengungsi.
Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melakukan peledakan di dalam bendungan tersebut sebagai kejahatan perang yang disengaja. Namun, pejabat Rusia memberikan laporan yang berbeda-beda. Beberapa menyalahkan penembakan dari pihak Ukraina, sementara yang lain mengatakan bahwa bendungan itu pecah dengan sendirinya.
Bendungan Nova Kakhovka memiliki peran penting dalam pasokan air ke semenanjung Krimea di Ukraina dan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang keduanya berada di bawah kendali Rusia.
Baca Juga: Putus Hubungan dengan Taiwan, Honduras Langsung Merapat ke China
Waduk yang luas di belakang bendungan ini merupakan salah satu ciri geografis utama di Ukraina Selatan, dengan panjang 240 km dan lebar hingga 23 km. Sebuah daerah pedesaan terletak di dataran banjir di bawah bendungan.
Penghancuran bendungan ini menciptakan bencana kemanusiaan baru di tengah zona perang dan mengubah garis depan pertempuran saat Ukraina melancarkan serangan balasan yang telah lama dinantikan untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya.
Rusia telah menguasai bendungan ini sejak awal perang, meskipun pasukan Ukraina berhasil merebut sisi utara sungai pada tahun sebelumnya. Kedua belah pihak telah lama saling menuduh berencana untuk menghancurkan bendungan tersebut.
Presiden Volodymyr Zelenskiy menulis di aplikasi pesan Telegram bahwa "Rusia adalah teroris. Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya membuktikan kepada seluruh dunia bahwa mereka harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina.
Baca Juga: Cegah Serangan Balik, Ukraina Sebut Rusia Berencana Mensimulasikan Kecelakaan Nuklir
Rusia dikatakan "telah melakukan peledakan internal pada struktur" bendungan tersebut. Mereka juga melaporkan bahwa sekitar 80 pemukiman berada dalam zona banjir, seperti yang diungkapkan melalui pesan di Telegram.
Gubernur yang ditunjuk Rusia di wilayah Kherson Ukraina menuduh Kyiv menyerang bendungan tersebut dengan rudal sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan serangan balik Ukraina di wilayah timur. Namun, pejabat Rusia lainnya mengklaim bahwa bendungan tersebut pecah dengan sendirinya karena kerusakan sebelumnya.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang memberikan bukti langsung mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Baca Juga: Pasca Serangan Drone Terbesar, Pertahanan Udara di Sekitar Moskow Diperkuat
Waduk besar di atas bendungan ini merupakan sumber air segar untuk sebagian besar lahan pertanian, termasuk semenanjung Krimea yang dinyatakan sebagai wilayah yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Selain itu, waduk ini juga menyediakan air pendingin untuk pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News