kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini Langkah OJK Terkait Permodalan Bank Setelah Melihat Kegagalan Bank AS


Rabu, 05 April 2023 / 07:00 WIB
Begini Langkah OJK Terkait Permodalan Bank Setelah Melihat Kegagalan Bank AS

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gejolak sistem perbankan di Amerika Serikat dan Eropa pasca-kolapsnya sejumlah bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, akan terus melakukan penguatan kinerja dan konsolidasi perbankan khususnya permodalan dalam rangka memastikan perbankan yang lebih resilient dan memiliki daya saing yang kuat.

"Ketentuan perbankan termasuk permodalan dapat disesuaikan mempertimbangkan dinamika dan perkembangan domestik dan global," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae kepada Kontan.co.id, Senin (3/4).

Sejumlah bank juga di gadang-gadang akan melakukan penambahan modal dalam waktu dekat, hal ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun.

Misalnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang baru-baru ini mengumumkan akan melakukan penambahan modal lewat mekanisme rights issue tahun ini dengan target dana jumbo yakni sekitar Rp 12 triliun.

Baca Juga: Jelang Lebaran, SWI Peringatkan Masyarakat Waspada pada Pinjol Ilegal

Dalam aksi korporasi ini, BBKP berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 120 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 100 per saham.

Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin Robby Mondong mengatakan, pihaknya tengah dalam proses mengajukan izin ke OJK.

Penyataan efektif dari regulator ditargetkan bisa diperoleh pada bulan April sehingga rights issue bisa dirampungkan pada Mei 2023.

Dia mengungkapkan, Kookmin Bank selaku pemegang saham pengendali berkomitmen menyerap seluruh haknya dan juga menyiapkan dana untuk mengambil sebagian saham rights issue yang tidak diserap pemegang saham publik.

"Namun, kami juga menjajaki kerjasama dengan beberapa institusi untuk yang siap untuk membeli saham rights issue porsi publik apabila ada sisa yang tidak dieksekusi pemegang saham publik," kata Robby, belum lama ini.

Adapun dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk  pengembangan bisnis, investasi di sektor teknologi informasi dalam rangka mendukung tranformasi digital yang dilakukan, serta untuk menyehatkan aset.

Namun, sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Robby bilang, pihaknya akan mengembangkan bisnis baik di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), wholesale, maupun ritel.

Dari sisi wholesales, Bank KB Bukopin akan melakukan ekspansi melalui Korean Link Business. Nama Kookmin Bank yang sangat besar di Korea menjadi keunggulan Bukopin dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan Korea di Indonesia. "Penyaluran kredit ke Korean Link hingga Maret 2023 sudah lebih dari Rp 3 triliun," ujar Robby.

Dalam keterbukaan informasi, Bank BJB juga menyampaikan rencananya dalam penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) II atau rights issue sebanyak 1,83 miliar lembar saham seri B.

Direksi Bank BJB menjelaskan dana hasil rights issue tersebut akan dimanfaatkan untuk ekspansi kredit tahun ini.

Selanjutnya ada PT Banknational Nobu Tbk (NOBU) yang bakal melaksanakan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD III) atau rights issue.

Baca Juga: Teka-Teki Perusahaan Asuransi dalam Pengawasan Khusus OJK, Perlu Diumumkan Namanya?

Mengutip keterbukaan informasi, Bank Nobu berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,6 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Sehubungan dengan PMHMETD III dalam Keterbukaan Informasi ini, Perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.600.000.000 (dua miliar enam ratus juta) saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Terkait besaran nominal rights issue ini belum ditentukan, dan perusahaan akan meminta persetujuan dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada tanggal 17 April 2023.

Rencana aksi korporasi ini diumumkan tidak lama setelah Dian Ediana Rae mengkonfirmasi isu merger NOBU dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP). Ia mengungkapkan bahwa proses konsolidasi sudah bergulir, bahkan sudah ada tim yang mengurusi penggabungan atau merger tersebut.

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) juga berencana menggelar aksi korporasi pada tahun ini. BEKS akan melanjutkan Penawaran Umum Terbatas VIII pada triwulan III Tahun 2023 dengan target sebesar Rp600 miliar sampai dengan Rp 1,5 triliun.

Rencana tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya dalam menyelaraskan bisnis pada tahun 2023-2025 mendatang.

Baca Juga: OJK: Ada 67 Rencana IPO Senilai Rp 62,22 Triliun di Kuartal I-2023

Di samping itu, OJK juga memastikan penerapan manajemen risiko dan tata kelola Bank yang baik dalam setiap aktivitas pengelolaan portofolio aset produktif dan pendanaan serta memitigasi risiko konsentrasi yang berdampak terhadap kinerja keuangan Bank.

"OJK juga terus melakukan berbagai langkah kebijakan kolaboratif dan sinergi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, baik secara langsung maupun melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengantisipasi dampak dan tekanan global yang mungkin terjadi," imbuh Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×