kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BCA Syariah yakin laju pembiayaan pada semester II bisa lebih kencang


Selasa, 03 Agustus 2021 / 05:15 WIB
BCA Syariah yakin laju pembiayaan pada semester II bisa lebih kencang

Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tengah berlaku hingga hari ini berimbas pada seluruh sektor, termasuk bisnis perbankan. Beberapa bank masih bertahan dengan proyeksi rencana bisnis bank yang akan menjadi acuan hingga akhir tahun ini.

PT Bank BCA Syariah masih optimis pembiayaan pembiayaan masih akan tumbuh di semester kedua 2021. “Sebetulnya kami lebih optimis daripada semester pertama 2021, sebelum kasus varian Delta Covid-19 meningkat signifikan. Sebelum ditetapkan PPKM, itu kami optimis sekali karena melihat indikator ekonomi Indonesia juga semua membaik," ujar Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjadja kepada KONTAN, Senin (2/8).

"Semua kondisi membaik di triwulan kedua 2021. Sampai akhirnya kasus varian delta membuat pemerintah panik, dan memberlakukan PPKM darurat,” kata dia.

Terkait dengan ditetapkannya PPKM, Ricky bilang ini berimbas pada ketidakpastian yang cukup tinggi khususnya di semester kedua 2021.  “Karena PPKM yang kabarnya akan berakhir hari ini juga kita masih belum tahu betul, mungkin kelonggaran akan dilakukan secara bertahap. Karena jika melihat kasusnya, di DKI Jakarta memang turun tetapi di daerah lain ada yang masih mengalami kenaikan. Ini yang juga dikhawatirkan, karena di daerah-daerah itu mungkin fasilitas kesehatannya masih kurang,” tambahnya.

Baca Juga: Pendapatan bunga terkontraksi, laba bersih Bank Capital turun 77,68% di semester I

Sejauh ini BCA Syariah masih tetap memproyeksikan dapat mengejar ketertinggalan di triwulan keempat. Sampai Juni 2021, BCA Syariah masih tumbuh baik. 

“Semua indikator masih positif dan tumbuh di semester pertama 2021 secara year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020. Bahkan dibandingkan dengan Desember 2020 pun kita masih lebih baik di Juni ini. Tapi triwulan ketiga saya agak pesimis, sekarang pun ini semakin sulit, juga kita khawatir restrukturisasi akan kembali berlanjut,” ujar Ricky.

Hal ini terutama pada kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kredit modal kerja (KMK), di mana mungkin saat ini penghasilan nasabah tengah berkurang lantaran kondisi PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat.

“Pembiayaan kredit kita diproyeksi masih akan tumbuh, posisi di Juni 2021 sebenarnya ada Rp 5,9 triliun. Jadi, run off kita sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 250 miliar sebulan. Proyeksi hingga akhir tahun kemungkinan mencapai Rp 6 triliun. Angka yang kita masukan untuk pembiayaan kredit hingga Desember 2021 ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga di angka sekitar Rp 6 triliun. Masih akan tumbuh sedikit, single digit,” urai Ricky.

Baca Juga: Teken kesepakatan, drama Jusuf Hamka dan sindikasi bank syariah berakhir

Ricky menjelaskan bahwa BCA Syariah akan memfokuskan pada sektor-sektor potensial, dan melihat track record debitur exisiting yang sudah bagus maka akan diprioritaskan.

“Selain itu, kita akan berusaha take over, tambah debitur baru beberapa dari bank lain juga. Dan yang tidak kalah penting adalah kita juga harus maintain debitur kita yang bagus, karena sekarang debitur yang tidak restrukturisasi itu jadi incaran semua bank,” jelas Ricky.

Saat ini BCA Syariah juga melihat potensi pembiayaan ke sektor yang juga masih potensial seperti kesehatan, farmasi, perkebunan, makanan dan minuman, transportasi logistik, multifinance, dan rental mobil seperti truk.

“Kita akan mencoba tumbuh dengan berkualitas, semua portofolio baik di komersial, UMKM, maupun di konsumer. Antara lain kita juga bersinergi dengan induk, yaitu dengan BCA. Untuk ke konsumer kami akan coba ikut di BCA Expo pada September 2021 untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang dilaksanakan secara daring bekerjasama dengan developer dan dealers, tentunya dengan margin atau rate yang kompetitif,” tambah Ricky.

Untuk sektor komersial, Ricky menjelaskan bahwa pihaknya akan berusaha untuk terus menekan cost of fund (COF), di mana saat ini dana murah BCA Syariah masih ada di kisaran 30% dan sisanya masih berupa deposito. “Kita akan berusaha terus untuk menekan deposito supaya beralih ke CASA, supaya COF kita rendah agar kita bisa memberikan pembiayaan ke nasabah-nasabah tier satu juga,” ujarnya.

BCA Syariah juga tengah mengupayakan meningkatkan kredit UMKM untuk ke rasio di atas 20%, dan beberapa kreditur diarahkan ke Plasma Kebun. 

“Jadi kita salurkan ke koperasi, tapi ke plasmanya yaitu ke petaninya. Jika kerjasama dengan induk BCA mungkin akan diberikan ke intinya, seperti ke pemilik kebun atau pabrik. Di BCA Syariah akan mengarah ke petaninya. Juga kerjasama dengan beberapa debitur besar kita yang memiliki distributor, atau supplier financing termasuk toko-toko kecil itu juga akan kami tingkatkan,” tutup Ricky.

Selanjutnya: Moxa gandeng Bank Permata luncurkan layanan pembukaan tabungan Permata Moxaku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×