Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Adapun merujuk catatan Otoritas Jasa Kuangan (OJK) total penempatan dana PEN senilai Rp 47,5 triliun kepada Himbara (Himpunan bank milik negara) sampai akhir Oktber 2020 telah mencapai Rp 166,39 triliun.
Dengan catatan demikian, wajar pertumbuhan kredit bank pelat merah masih tumbuh positif dibandingkan para peers di BUKU 4. Meski demikian bekal dana PEN buat penyaluran kredit yang jor-joran tersebut belum berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank pelat merah tersebut.
Dibandingkan BUKU 4 yang sudah mempublikasikan laporan keuangannya sampai kuartal III-2020, penurunan laba bersih Bank Mandiri, dan BNI tercatat cukup dalam dibandingkan peers masing-masing negatif 30,7% (yoy), dan negatif 63,9% (yoy). Penurunan laba bersih BNI bahkan jadi yang paling dalam di antara tujuh BUKU 4.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang menilai ekspansi kredit dari dana PEN memang tak bisa serta merta mengerek laba bank pelat merah tersebut.
“Penyaluran kredit tersebut belum semuanya bisa memberikan pendapatan buat bank, dan lagipula ada marjin tertentu dalam program PEN,” ungkap Lando kepada KONTAN, Rabu (4/11).
Baca Juga: NPL perbankan naik, sektor pertambangan, pengolahan dan perdagangan jadi pemicu
Ia menambahkan penurunan laba terjadi akibat pencadangan dan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) yang meningkat.
Ini yang terjadi pada bank pelat merah, Bank Mandiri misalnya mencatat kenaikan NPL dari kuartal II-2020 sebesar 3,28% menjadi 3,33% pada kuartal III-2020. Sementara BNI meningkat dari 3,0% menjadi 3,6%.
Sebaliknya BUKU 4 swasta cenderung berhasil menekan laju NPL pada kuartal III-2020 sehingga dapat mencegah penurunan laba lebih dalam. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya mencatat penurunan rasio NPL dari 2,1% menjadi 1,9%, adapula PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang rasio NPL-nya menurun dari 4,2% menjadi 3,2%.
“Kebutuhan pencadangan kami pada kuartal III-2020 lebih rendah, karena kami juga berhasil menekan NPL. Di samping itu pertumbuhan laba operasional juga cukup bagus, dengan PPOP tumbuh 2,9% (yoy) sehingga laba bersih kami pada kuartal III-2020 tak turun terlalu dalam,” ujar Direktur Keuangan BCA Vera Eve liem belum lama ini.
Ekonom Indef Bhima Yushistira pun sepakat menilai penyaluran kredit dari dana PEN memang terkesan dipaksakan saat risiko kredit akibat pandemi justru melonjak tinggi. Ini yang bikin rasio kredit macet buat bank pelat merah terkerek.
“Akhirnya bank Himbara kurang selektif menyalurkan kredit sehingga NPL naik dan pencadangan pasti meningkat. Sementara bank lain justru lebih hati-hati memilih calon debitur dan dapat menjaga kualitas kreditnya,” kata Bhima.
Selanjutnya: Meski terkontraksi, OCBC NISP mampu catatkan laba Rp 1,9 triliun di kuartal III-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News