Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) menopang pertumbuhan kredit bank pelat merah, sementara peers pada kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 pertumbuhan kreditnya masih negatif.
Sayangnya, penyaluran kredit jor-joran dari bank milk negara ini tak serta merta meningkatkan laba mereka. Sebaliknya, bank BUMN ini justru cenderung mencatat penurunan laba yang lebih dalam dibandingkan peers di BUKU 4.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sampai Agustus 2020 mencatat pertumbuhan kredit 3,6% (yoy) menjadi Rp 868,99 triliun. Kemudian sampai September 2020 kredit PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tumbuh 3,8% (yoy) menjadi Rp 873,72 triliun, dan kredit PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 4,2% (yoy) menjadi Rp 582,38 triliun.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, penempatan dana PEN memang membuat para bank milik negara memiliki ekspektasi tinggi meski permintaan kredit sejatinya belum normal akibat pandemi.
“Secara umum penempatan dana PEN memang membantu likuiditas jangka pendek dan membuat kami lebih percaya diri menyalurkan kredit meskipun permintaan masih belum terlalu kuat,” katanya Selasa (3/11).
Baca Juga: Kredit macet bank dinilai masih dalam tahap wajar, ini sebabnya
Dalam putaran pertama penempatan dana PEN, empat bank pelat merah dikucurkan dana Rp 30 triliun, BRI dan Bank Mandiri masing-masing dapat Rp 10 triliun, sementara BNI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masing-masing dapat Rp 5 triliun.
Dana tersebut telah disalurkan menjadi kredit dengan target tiga kali dari nilai penempatan atau setara Rp 90 triliun. Sampai akhir periode penempatan dana pada akhir September total empat bank pelat merah tersebut telah merealisasikan kredit senilai total Rp 141 triliun atau setara 4,7 kali lipat dari nilai penempatan
Berkat pencapaian itu pula, pemerintah kembali menepatkan dana Rp 17,5 triliun kepada bank pelat merah tersebut, BRI, Bank Mandiri dan BTN masing-masing dapat tambahan penempatan dana Rp 5 triliun, sementara BNI dapat Rp 2,5 triliun. Selain itu, penempatan dana Rp 30 triliun sebelumnya juga diperpanjang sehingga penempatan total menjadi Rp 47,5 triliun dengan perincian BRI, dan Bank Mandiri dapat Rp 15 triliun, BTN Rp 10 triliun, dan BNI Rp triliun.
“Untuk penempatan tahap kedua sejak 25 September sampai 17 Oktober 2020, BRI telah menyalurkan kredit Rp 15,06 triliun kepada 471 debitur. Selain menambah likuiditas, dana PEN memang membantu penyaluran kredit BRI kepada masyarakat,” ujar Corporate Secretary BRI Aestika Oryza gunarto kepada KONTAN.
Jika digabung dengan penyaluran kredit via dana PEN tahap pertama bank terbesar di tanah air senilai Rp 39,96 triliun, maka total penyaluran kredit BRI dari dana PEN senilai Rp 15 triliun mencapai Rp 55,02 triliun atau setara 6,3% dari portofolio kredit BRI pada Agustus 2020 Rp 868,99 triliun.
Baca Juga: Jadi kebutuhan utama selama pandemi, bank berlomba memperkaya fitur mobile banking
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan juga mengungkapkan hal serupa, penempatan dana PEN dari pemerintah nyatanya memang turut mendongkrak penyaluran kredit perseroan.
“Dana PEN terutama membantu perseroan untuk menyalurkan kredit ke sektor riil, dan padat karya. Dari total penempatan dana Rp 15 triliun kami berhasil menyalurkan kredit Rp 51,08 triliun kepada 182.000 debitur sampai akhir Oktober lalu,” jelas Rully.