kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank parkirkan dana ke surat berharga negara di tengah melimpahnya likuiditas


Senin, 22 November 2021 / 06:30 WIB
Bank parkirkan dana ke surat berharga negara di tengah melimpahnya likuiditas
ILUSTRASI.

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah likuiditas yang melimpah, bank memilih memarkirkan dananya ke surat berharga. Hal ini sebagai strategi bank untuk mengoptimalkan simpanan nasabah ketika penyaluran kredit masih rendah. 

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) misalnya, mengambil momen ini untuk menekan rasio dana mahal agar beban dana (cost of fund) bisa turun. Salah satunya, dengan memarkirkan dana pihak ketiga (DPK) ke surat berharga negara (SBN). 

"Kelebihan likuiditas kami tempatkan di SBN yang likuid, sehingga bisa siap setiap saat jika dikonversi untuk pembayaran kredit," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra, pada Jumat (19/11). 

Hingga September 2021, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Bank BTN mencapai 92,79%. Dengan rasio likuiditas yang kuat, bank pelat merah ini akan jaga LDR di level 92% - 95% hingga akhir tahun. 

Baca Juga: BTN akan terbitkan EB-SP dan obligasi tahun depan, bidik investor ritel

Nofry memperkirakan, likuiditas akan mulai berkurang karena jumlah penyaluran kredit bertambah seiring membaiknya kondisi perekonomian. Hal ini terlihat dari peningkatan kredit BTN sebesar 6,03% year on year (yoy) menjadi Rp 270,27 triliun pada September 2021. 

Tak hanya Bank BTN, strategi penempatan dana nasabah ke obligasi juga diikuti  PT Bank Panin Tbk. Namun bank komersil ini tak hanya memarkirkan dananya ke obligasi pemerintah, tapi juga obligasi korporasi yang memberikan marjin menarik.

Selain itu, Bank Panin juga meningkatkan permintaan kredit sebagai salah satu strategi untuk mengelola likuiditas yang berlebih agar beban tetap terjaga. Melalui strategi itu, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo berharap, kondisi ekonomi membaik sehingga permintaan kredit meningkat.

"Untuk itu, Panin telah mempersiapkan semua kantor cabang agar kembali siap meningkatkan portofolio kredit," terang Herwidayatmo.  

Baca Juga: Permintaan kredit perbankan diprediksi akan terus naik, ini pendorongnya

Untuk sementara ini, bank menahan laju pertumbuhan DPK agar beban bunga tidak meningkat. Sampai akhir tahun, perusahaan akan mempertahankan LDR pada kisaran 85% hingga 90%. 

Diketahui, bank umum mulai rajin menempatkan dananya ke surat berharga. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penempatan dana bank umum ke surat berharga menyentuh Rp 1.718,88 triliun, naik 27,82% yoy pada Agustus 2021. Ini merupakan peningkatan tertinggi dalam empat tahun terakhir. 

Jika dirinci, komposisi terbesar pada instrumen obligasi yang mencapai Rp 1.434,83 triliun.

Sementara sisanya, berasal dari sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat perbendaharaan negara (SPN) dan instrumen surat berharga lainnya.

Selanjutnya: BI optimistis permintaan kredit perbankan akan terus naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×