kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aturan baru segera dirilis, ini posisi modal inti bank digital hingga semester I


Kamis, 19 Agustus 2021 / 10:05 WIB
Aturan baru segera dirilis, ini posisi modal inti bank digital hingga semester I

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam hitungan hari, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengumumkan aturan soal bank digital. Tak banyak perubahan dari skema yang selama ini beredar.  Untuk mendirikan atau melahirkan satu baru akan beroperasi secara digital penuh maka harus memiliki modal awal Rp 10 triliun. 

Aturannya akan beda lagi kalau ingin mengonversi bank tradisional jadi bank digital. Jika bank tersebut berdiri sendiri maka modalnya cukup Rp 3 triliun. Sementara kalau bank tradisional yang akan jadi bank digital itu merupakan bagian dari kelompok usaha bank maka hanya perlu modal Rp 1 triliun.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat saat ini terdapat tujuh bank yang sedang dalam proses perizinan untuk bertransformasi menjadi bank digital. Ketujuh bank tersebut diantaranya Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, PT Bank Capital Tbk, PT Bank Harda Internasional, PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan PT Bank KEB Hana.

BRI Agro (AGRO) mencatatkan modal inti senilai Rp 4,21 triliun pada Juni 2021. Nilai itu tumbuh 2,03% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 4,13 triliun. Bank Rakyat Indonesia sebagai induk perusahaan pun berkomitmen akan memenuhi ketentuan yang akan dirilis oleh OJK. 

Baca Juga: Bank Sampoerna raup laba bersih sebesar Rp 18,5 miliar pada semester 1-2021

“BRI saat ini sedang mempersiapkan BRI Agro menjadi digital attacker untuk menghadirkan solusi layanan digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, BRI Agro akan memenuhi dan patuh terhadap peraturan serta persyaratan yang ditetapkan regulator,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN pada Rabu (18/8). 

Adapun Bank Capital (BACA) akan memanggil para pemegang saham untuk meminta persetujuan menggelar aksi penguatan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) IV dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu alias rights issue.

Hingga Juni 2021, Bank Capital memiliki modal inti Rp 1,51 triliun naik 8,63% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 1,39 triliun. “Tetap akan dilakukan tahun ini untuk memenuhi ketentuan OJK melalui rights issue,” ujar Direktur Utama Bank Capital Wahyu Aji kepada KONTAN. 

Adapun PT Bank Digital BCA mencatatkan modal inti naik 1,04% yoy dari Rp 1,34 triliun menjadi Rp 1,35 triliun. Bank Central Asia (BCA) sebagai induk perusahaan juga berencana untuk menambah modal anak usaha yang menggarap nasabah tech savvy ini. 

Baca Juga: BNI dan KB Bukopin siap terbitkan obligasi

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan akan menambah modal bagi Bank BCA Digital seiring adanya potensi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu dua tahun mendatang. 

“Sebab bila ingin IPO, maka harus sizeable. Kalau terlalu kecil maka dipandang sebelah mata oleh orang. Sehingga konsekuensinya harus ada tambahan  modal untuk Bank Digital. Berapa besarnya, nanti kami sampaikan,” papar Jahja.



TERBARU

×