kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asita: Akibat pandemi, hanya 5% perusahaan perjalanan wisata yang mampu bertahan


Sabtu, 03 Juli 2021 / 16:10 WIB
Asita: Akibat pandemi, hanya 5% perusahaan perjalanan wisata yang mampu bertahan

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Sebab, penanganan pandemi menjadi kunci untuk kembali menumbuhkan industri pariwisata dan bisnis penunjangnya. "(PPKM Darurat) menambah panjang masa tiarap. Kami masih berharap kebijakan PPKM Darurat ada hasil yang baik sehingga berdampak baik buat kami di industri pariwisata, yang menjadi industri paling awal terdampak pandemi," sebut Bahriyansyah.

Untuk bisa bertahan, sambungnya, beberapa anggota Asita sudah banyak yang beralih ke segmen bisnis lain. Misalnya ke usaha kuliner baik dengan menggunakan kantor maupun secara online. "Tidak sedikit alih profesi kerja serabutan apa saja. Semoga tenaga terdidik tersertifikasi di industri pariwisata tidak hilang jika semua normal kelak," kata Bahriansyah.

Sebagai informasi, Bahriyansyah sendiri memiliki biro perjalanan PT Beeholiday Mitra Wisata. Dia juga memiliki segmen usaha wisata lainnya seperti penginapan Arut Riverside dan kapal wisata di Tanjung Puting Kalimantan Tengah.

Bahriyansyah juga tercatat sebagai Managing Director PT Hayo Wisata Indonesia. Sebagai strategi bertahan di masa pandemi, Hayo Wisata pun berinisiatif meluncurkan situs perjalanan wisata (OTA), yakni Hayo Travel. Bahriyansyah menjelaskan, Hayo Travel ditujukan sebagai marketplace di bidang pariwisata dengan menyediakan beragam fasilitas, akomodasi dan atraksi wisata di destinasi wisata domestik.

"Kami mulai dengan beradaptasi ke pola digital, (Hayo Travel) ini marketplace tourism. Dari travel konvensional menjadi operator tour di destinasi, sekaligus membantu pelaku usaha mendigitalisasi produknya dan oleh Hayo dipasarkan ke ecosystem yang sudah terbentuk," jelasnya.

Sembari bertahan dengan strategi di masing-masing korporasi, Asita pun berharap ada stimulus yang bisa menggerakkan sektor pariwisata. Stimulus konkret yang bisa diberikan pemerintah misalnya dengan memberikan semacam insentif pada pembelian paket-paket tour, akomodasi, dan transportasi yang diformulasikan lewat data wisatawan yang sudah divaksin dengan zonasi covid-19 di daerah yang berzona hijau.

"Kami selaku pengurus berharap stimulus sektor pariwisata disegerakan. Jika sudah waktunya memungkinkan, harapan kami stimulus konkret merata ke pelaku usaha," pungkas Bahriyansyah.

Selanjutnya: Ada PPKM darurat, BI masih pertahankan proyeksi pertumbuhan kredit 5%-7% di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

×