kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asing ramai-ramai melirik Indonesia untuk memproduksi baterai mobil listrik, kenapa?


Kamis, 19 November 2020 / 06:25 WIB
Asing ramai-ramai melirik Indonesia untuk memproduksi baterai mobil listrik, kenapa?

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

Luhut menjelaskan bahwa Indonesia punya peluang untuk memproses nikel ke baterai lithium karena memiliki cadangan yang cukup untuk menjadi pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik di dunia.  Adapun Luhut berharap produksi baterai Lithium ini bisa dilihat pada akhir 2023 atau pada 2024. 

"Kemungkinan sampai 85% dari material lithium baterai itu bisa kita dapatkan di Indonesia," jelasnya. 

Perlu fasilitas daur ulang baterai Lithium 
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan usia baterai listrik bisa mencapai 10-15 tahun. Artinya, sepuluh tahun ke depan perlu dipersiapkan fasilitas recycling (daur ulang) untuk memperoleh nilai tambah baru baik berupa material di dalamnya seperti lithium, nikel, cobalt, mangan dan copper

Baca Juga: Cegah penularan Covid-19, Auto2000 layani pembayaran layanan after sales melalui QRIS

"Penguasaan teknologi recycling perlu dipikirkan dari sekarang seperti hydrometalurgi dan juga penggunaan teknologi AI dan robotik termasuk skill baru dalam pemrosesan baterai listrik," jelasnya dalam keterangan resmi (9/11). 

Selain itu, menurut Taufiek, proses daur ulang dapat meningkatkan pemanfaatan material, baik lithium dan mangan yang berupa carbonat dan nikel serta cobalt berupa sulfat yang dapat diperoleh dengan maksimal sehingga proses circular ekonominya mencapai titik optimal.

“Namun demikian, yang terpenting adalah mobil listrik dan baterai listrik dapat diproduksi di dalam negeri. Investasi ke arah sana tentunya dipersiapkan untuk membuka tenaga kerja dengan skill yang baru dan meningkatkan hilirisasi sumber daya alam nasional berupa nikel, cobalt, maupun mangan,” tegasnya.

Selanjutnya: Luhut sebut sejumlah kontrak diteken dalam mengembangkan baterai untuk mobil listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×