Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan solid dari tahun ke tahun. Itu tercermin dari porsi aset syariah terhadap total aset perseroan.
Per September 2022, total aset UUS Maybank Indonesia telah mencapai Rp 39,6 triliun. Itu menyumbang 25,68% terhadap total aset Maybank Indonesia.
Head of Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari mengatakan, Maybank UUS tercatat jadi menjadi penyumbang porsi terbesar terhadap aset grup atau induknyanya dari antara UUS yang ada di Tanah Air.
"Kami akan terus mendorong pertumbuhan ini. Mudah-mudahan kami bisa mengejar porsi aset syariah 30% ke depan," kata Romy dalam keterangannya, Jumat (20/1).
Dalam 10 tahun terakhir, perkembangan aset Maybank Syariah sangat pesat. Pada tahun 2013, baru tercatat Rp 3,9 triliun atau hanya menyumbang 3% terhadap total aset Maybank Indonesia.
Baca Juga: UUS Maybank Umumkan Pemenang Kompetisi Kewirausahaan Maybank Syariah ISYEFpreneur
Tahun berikutnya meningkat menjadi Rp 7,1 triliun dengan porsi 5% terhadap induk, lalu pada 2015 naik jadi Rp 15,9 triliun atau berkontribusi 11%, dan terus meningkat hingga Rp 39,6 triliun per September 2022.
Romy Buchari menjelaskan pertumbuhan UUS Maybank Indonesia ditopang oleh strategi bisnis yang dijalankan bank ini. Ada tiga strategi yang dilakukan bank ini dalam menumbuhkan unit syariahnya.
Pertama, menjalankan pola pikir syariah first. Maybank mengedepankan solusi keuangan syariah pada seluruh lini bisnis dan semua karyawan di front line diwajibkan memiliki target untuk memasarkan produk syariah.
"Kami percaya atas kelebihan dan faedah produk syariah. Dari situ, kami mengadopsi layanan syariah pada semua elemen bisnis. Kami tidak memaksakan syariah kepada semua nasabah, tetapi kami terlebih duahlu mempelajari apa kebutuhan nasabah dan itu sesuai dengan produk syariah yang akan maka produk itu yang akan kami tawarkan lebih dulu," jelas Romy.
Kedua, menerapkan leverage model. Dengan model ini maka semua infrastruktur yang dimiliki Maybank Indonesia bisa dipakai untuk melakukan promosi dan mempersiapkan produk-produk syariah.
Romy mengatakan, saat ini Maybank Indonesia hanya memiliki 20 kantor cabang khusus syariah. Jika hanya mengandalkan jaringan ini maka akan sulit untuk menumbuhkan UUS Maybank.
"Dengan leverage model maka seluruh kantor cabang yang dimiliki Maybank sebanyak 345 yang tersebar di seluruh Indonesia, bisa melayani produk syariah," katanya.
Baca Juga: Ini Bank-bank Pencetak Pertumbuhan Kredit Tertinggi
Ketiga, menawarkan produk syariah untuk semua nasabah. Romy mengatakan, solusi syariah tidak hanya untuk nasabah muslim saja tetapi terbukan untuk semua nasabah. Selain itu, bank ini juga mengedepankan kelengkapan fitur dan kepatuhan prinsip syariah.
Porsi aset UUS Maybank Indonesia terhadap induknya menjadi tertinggi di Indonesia meskipun secara jumlah aset masih ada di urutan kedua.
CIMB Niaga Syariah tercatat jadi UUS dengan aset terbesar hingga kuartal III 2022 yakni Rp 59,4 triliun. Namun, porsi aset UUS ini terhadap induknya baru mencapai 19,66%.
UUS dengan aset terbesar ketiga dipegang oleh Permata Syariah. Per September 2022, asetnya mencapai Rp 31,6 triliun. Adapun porsinya terhadap aset Bank Permata baru 14,3%.
Maybank Syariah menawarkan solusi perbankan yang lengkap. Dari sisi pembiayaan, UUS ini melayani segmen properti, komersial, investasi, supplai chain, kendaraan bermotor, hingga pembiayaan multiguna.
Di sisi pendanaan, Maybank Syariah memiliki produk tabungan, giro dan deposito. Untuk layanan transaksi, unit syariha ini menghadirkan layanan transfer dan remitansi, vlas, cash management dan layanan digital. Sedangkan untuk produk investasi ditawarkan bancassurance, reksadana, dan sukuk.
Regulator akan Perkuat Industri Perbankan Syariah
Baca Juga: Maybank Indonesia Resmikan Kantor Cabang Induk Regional Jawa Timur
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mendorong penguatan industri perbankan syariah. Regulator ini akan menyiapkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki performa bank syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, meski kinerja perbankan syariah cukup stabil dalam menghadapi krisis namun masih perlu adanya akselerasi sebagai alternatif sistem keuangan.
"OJK melihat perlu ada akselerasi sebetulnya untuk perkembangan perbankan syariah di Indonesia apa yang disebut alternatif sistem keuangan yang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia," ujar Dian dalam acara OJK Institute Webinar Tren Perbankan di Tahun 2023, Selasa (17/1)
Ia menyebutakan pangsa pasar aset bank syariah masih sekitar 6% dari total aset seluruh perbankan di Indonesia. Hal ini tentu tidak cukup untuk menjadikan bank syariah sebagai alternatif sehingga perlu ada upaya percepatan penguatan.
OJK saat ini tengah merumuskan dan merevisi kebijakan-kebijakan mengenai pengembangan serta pasar perbankan syariah. Dia bilang, pihaknya akan mereview pendekakatan yang dilakukan selama ini dan merumuskan strategi yang akan diambil selanjutnya.
"Kita akan mengkaji apakah kebijakan mengenai spin-off perlu dilakukan dalam waktu yang cepat. Selain itu, konsolidasi terhadap bank syariah ini juga merupakan upaya dari OJK kedepannya untuk memperkuat struktur perbankan syariah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News