kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AS: Terus bangun senjata nuklir, kimia, dan biologi, Korea Utara membahayakan


Kamis, 06 Mei 2021 / 12:00 WIB
AS: Terus bangun senjata nuklir, kimia, dan biologi, Korea Utara membahayakan

Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Korea Utara terus membangun senjata kimia dan biologis, selain senjata pemusnah massal (WMD) lainnya seperti nuklir, yang menjadi ancaman serius bagi Amerika Serikat dan Korea Selatan, pejabat pertahanan AS mengatakan.

Menurut Jennifer Walsh, Asisten Deputi Menteri Pertahanan AS Bidang Pertahanan Dalam Negeri dan Keamanan Global, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebenarnya bisa menggunakan senjata-senjata tersebut jika terjadi konflik di Semenanjung Korea.

"Terus mengejar senjata nuklir, kimia, dan biologi, Korea Utara membahayakan stabilitas internasional dan melemahkan rezim nonproliferasi global. Kemampuan ini menimbulkan ancaman bagi pasukan AS dan sekutu," kata Walsh, Selasa (4/5), dalam pernyataan kepada Sub-komite DPR AS untuk Intelijen dan Operasi Khusus.

"Mengingat risiko bahwa Kim Jong Un bisa berusaha untuk menggunakan WMD dalam rangka atau untuk mencegah konflik di Semenanjung Korea, Pasukan Gabungan harus siap untuk sejumlah kemungkinan terkait WMD yang memerlukan operasi di lingkungan yang terkontaminasi CBRN," ujar dia, seperti dikutip Yonhap.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un ancam Korea Selatan: Kami akan pertimbangkan tindakan yang sesuai!

CBRN adalah singkatan dari kimia, biologi, radiologi, dan nuklir.

Berkaca dari tindakan Pyongyang menggunakan senjata kimia saat membunuh Kim Jong Nam, saudara laki-laki Kim Jong Un, di Malaysia pada 2017, Walsh mencatat Korea Utara, bersama dengan negara-negara seperti China, Rusia dan Iran, terus meningkatkan kemampuan senjata kimia dan biologi.

"Pandemi Covid-19 terus menunjukkan ancaman yang ditimbulkan oleh insiden biologis. Dan kemajuan ilmiah dalam bioteknologi menciptakan jenis tantangan baru sekaligus menurunkan hambatan masuk untuk pengembangan, proliferasi, dan penggunaan WMD," sebut dia.

China salah satu sumber bahan senjata kimia Korea Utara

Hanya, Walsh menyatakan, AS dan Korea Selatan bekerjasama untuk melawan segala jenis ancaman dari Korea Utara.

Baca Juga: Pembelot kembali terbangkan selebaran anti-Kim Jong Un, Korea Utara bakal meradang

"Kami bekerja dengan sekutu kami Republik Korea untuk memastikan bahwa kami siap untuk kontinjensi WMD, terlepas dari apa ancamannya," katanya.

Walsh menyebut China sebagai salah satu sumber bahan senjata kimia dan biologi terbesar untuk Korea Utara.

"Entitas dan individu China terus mentransfer materi sensitif proliferasi ke Korea Utara, Iran, dan aktor ancaman lainnya, dan China telah menunjukkan lemahnya penegakan kontrol ekspor domestik dan rezim sanksi multilateral yang dimaksudkan untuk mencegah transfer semacam itu," ujar Walsh.

Pada 2020, Angkatan Darat AS memperkirakan, Korea Utara memiliki hingga 5.000 ton senjata kimia dari sekitar 20 jenis berbeda, menjadikannya pemilik agen kimia terbesar ketiga di dunia.

Selanjutnya: Korea Utara menyatakan kebijakan Biden menunjukkan niat AS untuk bermusuhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×